Welcome to My Page

IMAN DAN AMAL SOLEH

Kamis, 07 April 2011

Niatkan Diri Untuk Agama

Seorang muslim yang tua dia mempunyai kebiasaan membuat kopi sehabis shalat Isa yang kopi ini nantinya akan dia minum untuk shalat tahajjut tengah malam nanti. Kebiasaan ini sudah bertahun-tahun dia lakukan dengan istiqomah menyediakan kopi untuk tahajjut.




Seperti biasanya orang tua tadi membuatkan kopi untuk diminum tahajjut malam nanti. Setelah membuatkan kopi di pun keluar rumah untuk bersilaturrahmi mendatangi saudaranya sesama muslim mengingatkan perkara bahwa kita hidup didunia sementara akhiratlah kehidupan yang abadi.




Ketika itu terjadilah gempa bumi dikampung mereka yang mengakibatkan seluruh rumah dan bangunan yang ada dikampung itu hancur semua, tetapi yang sangat menakjubkan ketika orang tua tadi pulang kerumahnya didapatinya rumahnya telah hancur rata dengan tanah, tetapi kopi yang biasa dibuatnya untuk diminum tahajjut malam tidak tumpah sedikitpun dan meja yang dibuat untuk menaruh kopi itu pun tidak bergeser sedikit pun.




Allah SWT biasa berkehendak menyelamatkan kopi itu, kenapa? Karena kopi ini dia niatkan untuk agama maka Allah SWT jaga.




Kalaulah hidup kita, keluarga kita dan harta benda kita niatkan untuk agama Allah, maka Allah SWT akan menjaganya. Insya Allah kita niatkan diri kita, keluarga kita dan harta benda kita untuk agama.

Copyright © 2011, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Nikah Talak Rujuk

Allah SWT berfirman : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS. Al A'raaf 172)

Ketika kita di alam arwah di tanya oleh Allah SWT : "Alastu Birobbikum (Bukankah Aku Tuhanmu?)" Semua manusia menjawab : “Balaa syahidna” (betul kami telah bersaksi). Inilah ijab qobul Akad NIKAH kita dengan Allah SWT. Janji setia yang kita ucapkan. Wamah Yaya Wama Mati lillahi robbil'alamin. Didalam setiap shalat pun kita terus berjanji sehidup semati. Berjanji kepada Allah SWT kekasih kita “Tidak akan menduakannya dan sehidup semati.”

Allah SWT berfirman : Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al An'aam 162)

Ketika kita sudah berada dialam dunia mulailah satu demi satu kita TALAK perintah Allah SWT. Kita talak shalat, talak puasa, talak zakat. Kalau kita mentalak istri maka kenikmatan-kenikmatan yang seharusnya kita dapat berubah menjadi azab.

Tidur ada yang menemani berubah menjadi tidur sendiri.

Makan ada yang menyuapi berubah menjadi makan sendiri.

Baju ada yang menyucikan berubah menjadi cuci sendiri.

Kenikmatan suami istri tercabut karena kita telah TALAK.

Bagaimana pula kalau kita sudah mulai mentalak Allah SWT? Kenikmatan-kenikmatan yang seharusnya kita dapat dari Allah SWT akan berubah menjadi azab.

Kalau istri jarang mandi atau malas-malasan dalam pekerjaan. Kemudian di nasehati dan dia mau berubah. Kita akan maafkan kesalahan istri yang bermalas-malasan. Tapi kalau ketika pulang kerja mendapi istri dirumah berduaan dengan laki-laki lain. Hal ini tidak akan bisa lagi dimaafkan. Kalaulah ada TALAK 100. TALAK 100 pun akan kita keluarkan. TIADA MAAF BAGIMU

Kalau kita bermalas-malasan dalam shalat atau puasa. Hal ini masih bisa dimaafkan oleh Allah SWT dengan bertaubat. Tapi kalau kita menduakan Allah SWT (Syirik). Hal ini tidak akan bisa lagi dimaafkan. TIADA MAAF BAGIMU

Allah SWT berfirman : Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian AZAB YANG DEKAT (DI DUNIA) SEBELUM AZAB YANG LEBIH BESAR (DI AKHIRAT), mudah-mudahan mereka kembali (KE JALAN YANG BENAR). (QS. As Sajdah 32)

Allah SWT berfirman : Maka Allah MENGAZABNYA DENGAN AZAB DI AKHIRAT DAN AZAB DI DUNIA. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat PELAJARAN BAGI ORANG YANG TAKUT (kepada Tuhannya). (QS. An Naazi´aat 25-26)

RUJUK kembali kepada Allah itulah jalan satu-satunya untuk menghilangkan azab Allah SWT didunia dan di akhirat.

Istri yang cantik, kaya, shalihah, pengasih dan penyayang. Untuk berkata kasar pun rasanya keluh lidah ini apalagi hendak TALAK. Tapi kita ini manusia yang lemah, bodoh dan selalu berbuat kesalahan. Kalau sudah terlanjur TALAK jangan lupa RUJUK lagi.

Allah SWT yang kecantikannya tidak ada yang bisa menandingi, kekayaannya yang tidak bisa dihitung. Maha pengasih dan maha penyayang. Kenapalah kita manusia yang lemah dan bodoh ini TALAK dengan Allah SWT. Pintu RUJUK, pintu maaf, pintu taubat Allah SWT selalu terbuka untuk kita. Sebelum ajal menjelang RUJUK lah kembali dengan Allah SWT supaya azab yang pedih berganti dengan kenikmatan-kenikmatan.

Allah SWT berfirman : Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah LEBIH KAMU CINTAI DARI ALLAH dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah 24)

Copyright © 2011, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Rukun Islam Dan Penyakit ????

Manusia dibuat dari bahan Api ,Air, tanah dan Angin

Api menjadikan manusia sombong, lihatlah api apabila dinyalakan tak pernah mengarah kebawah tetapi selalu mengarah keatas.

Air mempunyai sifat selalu mengikut bentuk wadah jadi sesuai nafsu saja dan ikut suasana yang penting enjoy

Angin masuk kemana saja walaupun kecil, berkelok dsb inilah simbul riya dimana saja ingin tampil mengatakan sayalah yang buat, kalau tak ada saya tak jadi..dsb

Tanah selalu menelan apa saja yang ada diatasnya dan tak pernah mengeluarkan isinya. inilah simbol bakhil

Maka Rukun Islam telah menghapus semuanya jika diamalkan dengan benar.

Sholat hilangkan takabur
Zakat hilangkan Bakhil
Shaum hilangkan Nafsu dan Rakus
Haji hilangkan kepemilikan/ Riya’

Copyright © 2011, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Minggu, 03 April 2011

Sangka Baik Itu Penting

Satu orang pemuda lulusan S2 pertanian bekerja disebuah perkebunan kelapa sawit. Pupuk yang bapak gunakan ini salah. Nak, saya disini sudah bekerja 30 tahun dan tidak pernah ada kelapa sawit yang mati dan produksinya pun bagus. Bapak tahu gak siapa saya, saya ini lulusan S2 pertanian. Menurut teori yang saya pelajari pupuk ini tidak bagus digunakan. Bapak ini pun menjawab : ITUKAN TEORI”

Satu orang pemuda lulusan S2 Ekonomi di Amerika sedang duduk disebuah restoran dan bercerita dengan seorang kakek. Kakek dulu sekolah dimana…? Kakek Cuma tamat SD nak. Dengan panjang lebar pemuda ini bercerita bagai mana memajukan ekonomi. Singkat cerita kakek ini mengatakan “YANG PUNYA RESTORAN DAN HOTEL INI SAYA”. Kakek balik bertanya : “Nak, kerja dimana sekarang” dijawab : “MASIH PENGANGGURAN”

Satu orang pemuda lulusan S2 jurusan agama di Madinah pulang kampung dan berjumpa dengan satu orang bapak yang dulunya preman dan sekarang sudah bertaubat. Pak, dakwah dari rumah ke rumah itu salah. Apalagi sampai dakwah 40 hari, 4 bulan tinggalkan istri. Bapak ini menjawab : saya sudah 5 tahun ikut dakwah 60 teman saya yang dulunya pemabuk, tukang zina sekarang sudah taubat karena sering saya datangi. 10 orang kristen sudah saya masukkan islam. Sudah berapa orang yang kamu ajak kepada kebaikan, sudah berapa orang yang kamu islamkan…? Pemuda itu diam dan mengalihkan. Pemuda itu mengatakan. Kita berdakwah itu dimesjid. Ngapain repot-repot 3 hari mengeluarkan dana dan meninggalkan istri. Bapak ini menjawab : kalau berdakwah di mesjid itu kepada orang yang sudah baik. Jadi bagaimana nasib saudara kita yang belum mau ke mesjid.

Satu orang pemuda tamatan pesantren berjumpa dengan seorang kakek. Didalam hati pemuda ini berkata “Kakek ini lebih tua dari saya, lebih banyak ilmunya, lebih banyak pahalanya, lebih banyak pengalamannya”. Didalam hati kakek pun berkata “Pemuda ini lebih muda dari saya, lebih sedikit dosanya, lebih faham ilmu agama dari pada saya.

Satu orang yang belajar kita Shahih Bukhari belum tentu amalannya shahih. Yang shahih hadistnya. Satu orang yang hanya belajar Fadhail Amal tapi diamalkan dan istiqamah, amalannya shahih.

Untuk mendapatkan ilmu bukan hanya dari membaca dan belajar. 1 ilmu yang kita ketahui diamalkan dengan istiqamah, Allah akan memberi 10 femahaman ilmu yang tidak kita ketahui. Umar bin khattab bekas preman bukan lulusan S2 atau S3 tapi lulusan Mesjid (Belajar di mesjid) tapi 2/3 dunia telah tunduk kepada islam.

Janganlah kita menganggap remeh orang-orang disekitar kita. Walau pun kita sudah Mufti sekali pun belum tentu kita lebih pintar dari mereka. Rasulullah orang yang cerdas dan pintar tapi sering sekali menanyakan pendapat kepada Abu Bakar, Umar dan sahabat lain dan selalu bermusyawarah dalam segala hal.

Orang yang bodoh itu yang menganggap dirinya pintar dan orang yang pintar itu yang masih ada keinginan memuntut ilmu.

Selalulah berprasangka baik kepada orang lain.

Al Hujuraat: 11

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 49:11).

Al Hujuraat: 12

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yaang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49:12).

Copyright © 2011, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Shalat Mendatangkan Rezeki

Ketika Maulana Ilyas rah.a mengadakan sebuah pengajian tentang shalat bisa mendatangkan rezeki. Satu orang mahasiswa berdiri dan bertanya :

“Maulana, mana mungkin hanya dengan shalat bisa dapat rezeki, Cuma gerak-gerak badan (shalat) saja dapat rezeki kalau mau dapat rezeki itu kita harus bekerja.”

Maulana Ilyas rah.a : “Coba kamu tanya kepada polisi yang ada diperempatan jalan sana. Polisi itu Cuma gerak-gerak tangan saja. Maulana Ilyas sambil menggerakkan tangannya kekiri kekanan maju dan mundur. Polisi itu dapat rezeki gak?

Mahasiswa : “Ya, dapat rezeki”.

Maulana Ilyas rah.a : “Jangan kamu lihat polisinya tapi lihatlah siapa yang memberi gaji dia. Jangan kamu lihat orang yang shalatnya tapi lihatlah siapa memberi gaji, ialah Dia, Allah Swt.”

Allah SWT berfirman : “dan perintahkanlah kepada keluargamu MENDIRIKAN SHALAT dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, KAMILAH YANG MEMBERI REZKI KEPADAMU. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. Thaahaa 132)

Atas dasar Firman Allah SWT inilah bahwa shalat itu mendatangkan rezeki.

13 pintu rezeki

1. Taqwa

2. Tawakal

3. Shalat

4. Doa

5. Dakwah

6. Taklim

7. Baca Al Qur’an

8. Zikir

9. Istighfar

10. Silaturrahmi

11. Sedekah

12. Nikah

13. Kerja

Coba kita lihat shalat itu ada pada urutan nomor 3 untuk mendatangkan rezeki.

Kerja yang kita anggap selama ini sesuatu hal untuk mendatangkan rezeki ada pada level terahir nomor 13.

Begitu juga dengan nikah, kita berkeyakinan kalau nanti saya nikah, mau dikasih makan apa istri saya. Padahal nikah itu satu tingkat diatas bekerja untuk mendatangkan rezeki. Kalau kita masih lajang atau gadis dapat uang Rp. 50.000,-/hari kalau sudah nikah pasti rezekinya bertambah. Rezeki istri bisa datang lewat suami karena rezeki setiap manusia sudah di jamin Allah SWT. Kalau sudah menikah bisa saja penghasilannya Rp. 80.000,- atau Rp. 100.000,-/hari.

Copyright © 2011, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Umat Islam Mulia Bukan Karena Namanya

SBY mulia bukan karena namanya yang hebat tapi karena kerjanya. Kerja sebagai presidenlah yang membuat SBY mulia dalam pandangan manusia. Banyak nama yang sama Yudoyono tapi tukang becak. Bambang tapi buruh.

Umat islam pun mulia bukan karena namanya tapi karena kerjanya.

Rasul SAW bersabda : "Akan datang suatu masa yang menimpa manusia; tidak ada Islam kecuali tinggal namanya saja, tidak ada Al Qur'an kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mewah tetapi kosong dari petunjuk serta ulama'nya adalah orang yang paling jahat yang berada di bawah langit." (HR. Al Baihaqi)

Islam akan mulia kalau buat kerja. Apa kerjanya :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat : 33)

Mengajak manusia mentaati perintah Allah. Kerja dakwah ini lah yang membuat manusia mulia disisi Allah SWT. Sebagai mana mulianya para nabi, begitu jugalah Allah SWT muliakan umat ini karena buat kerja kenabian.

Hindun didepan ka’bah telah bersumpah “Walaupun seluruh penduduk Mekkah masuk islam, saya tidak akan masuk islam. Berkat usaha dakwah para sahabat dengan sungguh2 Hindun pun masuk islam. Satu orang sahabat berdoa didepan ka’bah. Ya Allah, Engkau bagilah hidayah buat orang yang suka maupun tak suka. Setelah Hindun masuk islam. Dia ditanya tentang sumpahnya, Hindun mengatakan “Aku bukan masuk islam tapi islamlah yang masuk kedalam hatiku”

Kalau kita masuk islam, kita yang mengatur islam. Buat amalan yang cocok dengan nafsu kalau tidak cocok ditinggalkan. Tapi kalau islam yang masuk kedalam hati, cocok tak cocok terus diamalkan.

Gimanalah pak saya ini ada penyakit maag, jadi saya tak bisalah puasa. Kalau ditanya nafsu “Memang cocok tak puasa” tapi ini perintah Allah cocok tak cocok harus diamalkan.

Gimanalah pak mau keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan. Kalau ditanya nafsu “Memang cocoklah tak keluar” tapi karena ini perintah Allah cocok tak cocok harus keluar juga.

Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama EMPAT BULAN dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. (At Taubah : 2)

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan MERASA RINGAN ATAUPUN MERASA BERAT, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (At Taubah : 41)

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At Taubah : 24)



Copyright © 2011, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Nasehat Nabi SAW

Bayan Nasehat Nabi saw Sebelum Memberangkatkan Rombongan

Dari Abdurrahman bin A’id ra, dia berkata, “Adalah Rasulullah saw apabila hendak mengirimkan pasukan, maka Beliau memberi nasehat, ‘Bersikap lembut dan sayanglah kepada orang-orang! Jangan menyerang mereka sebelum kalian BERDAKWAH kepada mereka, dan janganlah menghancurkan rumah-rumah mereka! Jangan biarkan satu orang penghuni rumah pun yang ada di kota-kota maupun di desa-desa, kecuali kalian membawa mereka ke hadapanku dalam keadaan muslim (telah memeluk Islam), karena yang demikian itu lebih aku sukai daripada kalian datang padaku dengan membawa istri-istri dan anak-anak mereka setelah kalian membunuh suami-suami mereka!’ “. (HR. Ibnu Mandah dan Ibnu Asakir dalam kitab Al Kanz jilid II halaman 294. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Syahin dan Al Baghawi seperti terdapat dalam kitab Al Ishaabah jilid III halaman 153, juga Tirmidzi dalam kitabnya jilid I halaman 195).

Dari Buraidah ra, dia menceritakan, “Adalah Rasulullah saw apabila mengirim rombongan jihad atau pasukan tentara, maka Beliau saw memberikan nasihat kepada pemimpin mereka supaya menjaga ketakwaan dirinya kepada Allah SWT dan berlaku baik terhadap orang-orang Islam yang di bawah pimpinannya. Beliau juga berpesan kepada pemimpin rombongan, “Apabila engkau bertemu dengan musuhmu orang-orang musyrik, maka ajaklah mereka kepada salah satu dari tiga perkara, jika mereka menerima salah satu dari tiga pilihan yang engkau ajukan, maka terimalah pilihan mereka dan tahanlah serangan kepada mereka!

Pertama, ajaklah mereka untuk memeluk Islam! Jika mereka menerima, maka terimalah keIslaman mereka dan janganlah menyerang mereka.

Kedua, ajaklah mereka untuk meninggalkan kampung halaman mereka dan tinggal di perkampungan kaum muhajiriin, lalu beritahukan kepada mereka bahwa apabila mereka melakukan yang demikian, maka mereka memperoleh perlakuan dan hak yang sama dengan kewajiban kaum muhajirin; tetapi apabila mereka menolak dan lebih suka memilih untuk tinggal di tempat mereka sendiri, maka katakan pada mereka bahwa mereka akan diperlakukan seperti orang-orang Islam Badwi, dan berlakulah ke atas mereka hukum Allah seperti yang berlaku atas orang-orang mukmin umumnya, yakni mereka tidak akan mendapat bagian dari harta rampasan perang, kecuali jika mereka ikut berjihad bersama kaum muslimin.

Ketiga, jika mereka tidak mau menerima tawaran yang kedua, maka perintahkan kepada mereka supaya membayar jizyah! Jika mereka bersedia membayar jizyah, maka terimalah dan janganlah engkau menyerang mereka ! Tetapi jika mereka menolak membayar jizyah, maka mintalah bantuan kepada Allah dan perangilah mereka! Apabila engkau telah mengepung mereka dalam sebuah benteng, lalu mereka memintamu untuk memberlakukan hukum Allah atas mereka, maka jangan engkau penuhi permintaan tersebut, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui hukum apa yang akan ditetapkan Allah atas mereka. Akan tetapi berlakukanlah pada mereka hukum kebijaksanaan kalian, kemudian putuskanlah perkara mereka setelah itu menurut kebijaksanaan yang kalian kehendaki.” (HR. Abu Daud)

Copyright © Juni 2010, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Maulana Saad Serpong 2009

BAYAN : MAULANA SA’AD

TARJIM : USTAD LUTFHI

TEMPAT : BSD TANGERANG

TANGGAL : 19 JULI 2009




Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, setelah Beliau mengucapkan mukadimah dan membacakan ayat Al quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW, selanjutnya Beliau katakan bahwasanya gerak atau kerja yang kita kerjakan hari ini adalah gerak dakwah untuk merubah yakin kita, maka hanya dengan kerja inilah yakin kita akan berubah, tapi kalau kerja dakwah ini kita tinggalkan maka yakin kitapun tidak akan berubah. Sesuai dengan perubahan keyakinan dalam diri kita maka kita akan untuk mudah mengamalkan amalan - amalan agama, tapi kalau keyakinan tidak tertanam dalam diri kita maka tidak akan mampu untuk mengamalkan agama, karena hadirin seperti yang dikatakan Syeihk Yusuf Rah sesuatu yang di yakini oleh seseorang maka dia akan menuju atau berusaha untuk mendapatkan apa yang dia yakini tadi. Maka hari ini manusia berfikir untuk kehidupan dunia karena yakin dengan kehidupan dunia akan membahagiakannya dan tertanam dalam hati, sehingga dia pun berusaha untuk mendapatkan dunia dan kerja usaha untuk mendapatkan keduniaan. Tapi hari ini manusia tidak yakin kepada agama sehingga dia malas dan berat mengamalkan agama dalam kehidupan. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kenapa tidak ada keyakinan dalam agama karena tidak ada usaha atas yakin tadi. Maka ketika usaha atas yakin yakni dakwah dikerjakan baru yakin akan datang pada agama dan dengan adanya keyakinan baru dia akan mengamalkan agama dalam kehidupan sehari – hari. Tapi kalau usaha dakwah ini ditinggalkan oleh ummat maka yakin kepada agamapun akan lemah sehingga amal - amal agamapun akan lemah dia kerjakan.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT, Beliau katakan hari ini ummat merasa bahwa kerja atas agama adalah kerja infirodi padahal kerja ini adalah amalan istimai, kerja yang harus dierjakan oleh semua kalangan bukan pribadi – pribadi.

Dengan jelas Allah SWT mengatakan dalam Al Quran bahwasanya dakwah dan amal merupakan satu yang tidak bisa dipisahkan.Kapan orang mudah mengamalkan perintah - perintah Allah kalau ada keyakinan dalam dirinya dan yakin akan terbentuk hanya dalam dakwah tanpa dakwah tidak akan terbentuk keyakinan. Maka hadirin yang dirahmati Allah SWT yakin akan tertanam dalam dakwah, jadi kekhususan dalam dakwah adalah untuk menanamkan keyakinan sehingga ketika kita dakwahkan akan kebesaran Allah dan keagungan Allah yakin akan tertanam dalam diri kita sehingga akan mudah untuk beramal. Maka orang terdorong untuk beramal karena yakin sudah terhujam dalam dirinya, maka Allah SWT menjelaskan bahwa dakwah dan amal tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan itu agama yang terbaik. kalau orang beramal mungkin banyak orang beramal tapi tanpa ada dakwah sehingga dia beramal tanpa ada yakin maka amal dia, dia baru mau satu amalan agama, tapi kalau bertabrakan dengan kerja - kerja yang lain maka dia akan mudah meninggalkan amalan - amalan agama dan menuju amalan keduniaan dia, karena apa, karena dia beramal tanpa ada yakin kepada Allah SWT. dan hadirin yang dimuliakan Allah SWT sarana untuk membentuk yakin kepada Allah adalah dengan dakwah maka dengan jelas Allah SWT firmankan,.,.,” waman aksanu,.,.,.,tidak ada orang yang lebih baik agamanya dari orang yang mengajak manusia kepada Allah dan dia sendiri beramal sholeh, maksudnya hadirin yang dirahmati Allah SWT, amal yang didasari oleh dakwah sehinggga menimbulkan keyakinan dalam diri seseorang maka dia akan mudah mengamalkan perintah Allah SWT dan dengan yakin yang ada hatinya dia melaksanakan perintah - perintah Allah SWT nanti amalnyapun ada ruh ada kekuatan sehingga dia tidak akan goyah dan tidak meninggalkan ini amalan agama karena bertabrakan dengan pekerjaan - perkerjaan yang lain dan juga hadirin yang dimuliakan Allah SWT amal yang dikerjakan dengan yakin kepada Allah akan menimbulkan betul - betul dalam kehidupan dia sehari hari dengan dakwah yang dia kerjakan maka ketika dia mengajak manusia kepada Allah baik mengajak dalam akidah begitu juga dalam ibadah, imaniah, muamalah, muasyarah, akhlak dan sebagainya maka dengan dia dakwahkan ini semua dia akan mudah untuk mengamalkan perintah - perintah Allah dan penampilan islami akan tampak dalam diri dia setelah dia dakwahkan nanti mudah untuk beramal maka Allah katakan,.,.,., wa qaala innani minal muslimin,....saya adalah salah seorang dari islam yang lain jadi penampilan secara islami dalam kehidupan seseorang kalau sekiranya dia betul - betul beramal dengan landasan dakwah kepada Allah SWT jadi dakwah dan amal yang disatukan tadi akan menimbulkan betul - betul kepribadian muslim baik dalam imaniah, ibadiah, tijarah, semua kehidupan dia sehari sesuai dengan contoh Nabi Muhammad SAW.

Jadi Beliau katakan hadirin bahwasanya kalau dakwah ini senantiasa umum dikalangan ummat dan semua memahami dakwah bahwa kerja saya masing - masing maka tidak akan terjadi kemurtadan dalam ini ummat tidak ada satu orang islampun pindah ke agama yang lain, kapan, ketika mereka betul - betul menjadikan dakwah sebagai kerja mereka yang utama sebagai kerja yang ummum dikalangan ummat. Tapi kemurtadan akan terjadi dalam kehidupan ketika mereka mengira bahwasanya dakwah ini merupakan pekerjaan sebagian - sebagian atau hanya beberapa orang saja yang diwajibkan unutk berdakwah. Maka kekhususan dakwah ini adalah untuk menjaga diri kita dari kemurtadan, maka sudah menjadi sunnahtullah ketika Allah turunkan agama maka Allah kirimkan Nabi, Nabi pun datang dan Nabipun berdakwah maka ummatpun akan masuk kedalam agama islam. Nabi meninggal dunia dakwah ditinggalkan maka ummatpun kembali kedalam kemurtadan. Ini sudah sunnahtullah dalam setiap zaman kalau dakwah dikerjakan tidak akan terjadi kemurtadan dalam kehidupan tapi kalau dakwah ditinggalkan maka kemurtadpun akan datang.

Maka hadirin ketika dakwah menjadi pekerjaan umum dikalangan ummat, tidak ada satu ummat islampun akan pindah ke agama yang lain. Hari ini kemurtadan telah merebak kemana mana bahkan hadirin yang dimuliakan Allah SWT bukan dalam akidah saja dalam muasyarah, pemikiran, banyak kemurtadan dalam diri ummat.

Beliau katakan ada tiga kemurtadan dalam kehidupan ummat sekarang ini. Pertama murtad dalam muasyarah, apa itu, muasyarah mereka meninggalkan sunnah - sunnah Nabi Muhammad SAW dan lebih suka kehidupan cara - cara orang lain. Maka dalam muasyarah mereka sehari hari, dalam pergaulan suami istri ada dirumah, dalam perkawinan lebih menyukai cara hidup orang lain dari pada cara sunnah Nabi SAW ini adalah kemurtadan dalam muasyarah.

Yang kedua murtad dalam pemikiran mereka dengan mudahnya mengejek atau menghinakan kerja amal amal agama dalam pemikiran mereka dan lebih memuliakan pekerjaan - pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan agama lebih, seakan akan agama menjadi ejekan dalam kehidupan sehari hari, orang yang mengamalkan agama seperti ejekan oleh mereka. Lebih gawat lagi ada murtad dalam keyakinan seperti yang kita ketahui dia pindah ke agama yang lain. maka hadirin untuk melepaskan dari kemurtadan yang tadi baik murtad dalam muasyarah, murtad dalam pemikiran dan keyakinan, maka ini adalah kerja dakwah yang kita kerjakan sekarang ini untuk memelihara kita dari segala macam bentuk kemurtadan.

Beliau katakana, kita lihat Abdullah bin Hujafah RA ketika dia ditawan oleh tentara romawi maka dikatakan di bawa pada raja, raja katakan wahai Abdullah separuh kerajaan akan kuberikan kepadamu asal kamu tinggalkan agama Muhammad SAW, kerajaan romawi kerajaan yang besar separuh kerajaan akan diberikan kepada Abdullah bin Hujafah RA dengan syarat meninggalkan agama yaitu agama islam maka Abdullah bin Hujafah katakan wahai raja jangankan separuh kerajaan seluruh kerajaan yang kamu kuasai ditambah kerajaan arab yang kamu kuasai kamu berikan kepadaku untuk meniggalkan agama kekasihku Nabi Muhammad SAW satu kedipan mata saja tidak akan saya kerjakan. Jadi kalau begitu kata raja kamu akan saya bunuh, silahkan, itu yang dia inginkan, maka raja memerintahkan untuk mengambil kawah yang besar di isi dengan air dinyalakan api, ketika itu mendidih dipanggil tawanan islam diceburkan kedalam itu kawah, Abdullah ditanya, kamu mau meninggalkan agama tidak, dia jawab tidak ! akhirnya kata raja ceburkan dia juga, maka ketika Abdullah akan diceburkan ke dalam itu kawah maka diapun mulai menangis akhirnya ditanyakan, kenapa kamu menangis, apakah kamu mau meninggalkan agama tidak, dia katakan tidak, lantas kenapa menangis, saya katakan saya menangis karena saya memikirkan hanya punya satu ruh saja padahal saya berharap mempunyai ruh sejumlah bulu - bulu yang ada di badan saya ini sehingga ketika diceburkan meninggal dunia syahid hidup lagi berkali kali sampai semua ruh di korbankan untuk agama Allah SWT. Jadi nilai kekuatan yang ada pada diri Abdullah RA karena dia meletakkan dirinya sebagai seorang dai untuk berdakwah sehingga tidak mungkin kemurtadan datang dalam kehidupan.

Beliau katakan hadirin jauhnya ummat hari ini dari agama atau tidak adanya penampilan agama dalam kehidupan bukan hanya kebodohan, tidak , bukan karena tidak ada ilmu, bukan, tapi lemahnya amal agama dalam kehidupan ummat hari adalah karena lemahnya yakin, jadi karena lemahnya yakin. Karena lemahnya yakin sehingga penampilan agamapun tidak ada, amal agamapun ditinggalkan maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT kekhususan dari pada ini dakwah adalah untuk menanamkan yakin, lagi dan lagi Syeikh Yusuf Rah katakan bahwasanya kekhususan dalam dakwah untuk menanamkan keyakinan, maka Beliau katakan saya tidak memberikan nama atas gerakan ini tapi kalau sekiranya saya memberikan nama maka saya memberikan gerakan untuk meningkatkan yakin atau merubah yakin. Jadi dalam dakwah ini yakin akan kuat dan amal agama pun akan kuat dalam kehidupan tapi kalau sekiranya dakwah ditinggalkan yakin akan lemah amalpun akan lemah.

Maka 13 tahun lamanya sebelum ada kefardhuan - kefardhuan yang lain bahkan sholatpun memang sudah ada sejak di mekkah tapi shollo kama ,.,.nusholli ada di Madinah, di Mekkah mereka sholat tapi masih boleh berbicara mengucapkan salam menjawab salam tapi hukum - hukum yang lain belum ada ditentukan di kota mekkah. 13 tahun lamanya usaha Nabi untuk memperkuat iman untuk menanamkan keimanan kepada Sahabat Ra, maka hadirin yang dirahmati Allah SWT kapan kita bisa menanamkan kalimat laa ilaha illAllah di hati kita, ketika kita menafikan segala makhluk, segala apa yang nampak di depan kita sebagaimana Nabi Ibrahim AS betul betul tertanam keyakinan yang kuat di dalam hati Beliau, ketika Beliau menafikan segala kekuatan baik itu bintang bulan matahari apapun yang ada di depan Beliau semua dinafikan baru Beliau menanamkan keyakinan kepada Allah SWT. Maka hadrin yang dimuliakan Allah SWT, para Sahabat Ra iman mereka telah dibina oleh Nabi SAW selama 13 tahun dan mereka sendiri berkata kami belajar iman baru belajar amal, kami belajar iman terlebih dahulu baru belajar Al Quran sebelum hukum - hukum dipelajari mereka terlebih dahulu belajar iman sehingga iman para Sahabat Allah jadikan sebagai contoh untuk ummat selurunya tapi para Sahabat yang iman sudah kuat dibina oleh Nabi selama 13 tahun dan dijadikan contoh unutk ummat, tetap Nabi SAW katakan jaddidu imanakum.,.,. perbaharui iman kamu, jadi Sahabat yang sudah kuat imannya begitu, oleh Nabi tetap untuk memperbaharui iman, karena iman kadang - kadang melemah maka perlu diperbaharui maka para Sahabat bertanya yaa rasulullah bagaimana kami memperbaharui iman kami Nabi SAW arahkan perbanyaklah mengucapkan laa ilaha illAllah.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, hari ini Beliau katakan pemahaman kita yang dimaksud memperbanyak mengucapkan laa ilaha illAllah dzikirkan, jadi alhamduliilah dikalangan ummat hadirin yang dirahmati Allah SWT itu banyak, tetapi tadzkiroh kepada laa ilaha illAllah itu sedikit, sehingga orang asyik untuk berdzikir untuk dirinya sendiri tidak membuat tadzkiroh, dzikir tanpa tadzkiroh hanya untuk dirinya sendiri tanpa untuk mengingatkan untuk orang lain padahal tertib para Sahabat Ra dalam belajar iman kepada Nabi SAW untuk memperbanyak itu kalimat laa ilaha illAllah mereka tadzkirohkan. Maka Sahabat Nabi seperti keluar mesjid mengatakan kepada temannya sahal,..,mari beriman sesaat kepada Allah SWT. Jadi cara mereka untuk memperbaharui iman mereka selain di dzikirkan juga di dakwahkan.

Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT kita dalam kerja dakwah ini perlu memberikan waktu di setiap mesjid kita masing - masing bagaimana membuat amal yang seperti dikerjakan para Sahabat Ra, kita buat majelis dzikir iman majelis membicarakan hal gaib tetapi sebagian teman - teman kita bergerak keluar mengajak orang - orang di luar untuk masuk kedalam mesjid. kemudian ada majelis iman dalam mesjid membicarakan ghaibiyah hal - hal yang ghaib, keagungan Allah, kebesaran Allah SWT sehingga lagi dan lagi membicarakan perkara - perkara yang ghaib yang tidak nampak, maka keyakinan akan muasyadah akan berkurang, yakin akan eksperien pengalaman - pengalaman akan berkurang ataupun kepada benda - benda ciptaan dan sebagainya. Bahwa semua gambaran - gambaran dunia ini akan hilang ketika ummat di bawa kedalam mesjid kemudian dimesjid diarahkan untuk membicarakan ghaibiyah hal - hal yang tidak nampak di depan mata baru keyakinan ummat akan berubah. Jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT cara yang dikerjakan para Sahabat Nabi untuk memperbaharui iman jangan kita tinggalkan, kita kembalikan. Kita buat halakoh mesjid, kita bergerak keluar mesjid untuk mengajak orang setelah orang tersebut masuk mesjid kita bicrakan kebesarran Allah kita bicrakan perkara ghaib, jika mereka bisa menafikan hal -hal yang muhasyadah baru akan tertanam iman mereka kepada Allah SWT.

Kemudian hadirin yang dimuliakan Allah SWT, Beliau katakan bahwasanya hari ini ummat ketika mendakwahkan kalimat itu laa ilahailllah untuk orang lain padahal dakwah ini untuk dirinya sendiri ketika kita mendakwahkan kalimat laa ilahaillah bukan untuk memperbaiki iman orang lain utamanya tapi untuk menguatkan iman kita sendiri dan dengan jelas Allah telah terangakan dalam al quran wazza,.,.,.,jadi Allah telah tanamkan kalimat ini laa ilahaillah pada orang beriman dan merekalah paling berhak atas ini kalimat dan mereka pemilik kalimat dia sendiri jadi maksudnya kalimat laa ilahaillah yang kita dzikirkan dan tadzkirohkan pada orang lain untuk menguatkan iman kita sendiri, maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT para Sahabat ra mereka buat demikian untuk menguatkan iman mereka sendiri mereka dakwahkan mereka ajak orang lain mari beriman sesaat sehingga begitu kuatnya iman mereka saling mengingatkan satu sama lain sekali. Sayidina Umar bertemu dengan kumpulan para Sahabat dan mereka sedang membicarakan iman, Ustman bin Affan ada, maka Saydina Umar katakan kalau sekiranya musuh - musuh islam sekian banyak menghadap, cukup dengan mereka saja Allah sudah hancurkan mereka, jadi kekuatan iman para Sahabat Nabi ketika dakwah sudah terhujam dalam hati mereka maka jumlah yang sedikit saja mampu menghancurkan kekuatan musuh, ketika mendakwahkan satu sama lain kekuatan iman para Sahabat lebih kuat dari pada gunung tapi walaupun demikian tetap mereka lagi dan lagi satu sama lain saling meingatkan mari beriman sesaat mari beriman sesaat kepada satu sama lain. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT maka Beliau katakan seperti Muadz bin Jabal, Abdullah bin Rawah ra yang sering pergi kepasar – pasar, kemana - mana mengajak para Sahabat Nabi mari beriman sesaat mari beriman sesaat untuk menguatkan iman mereka sehingga iman mereka menjadi contoh ini ummat dan iman mereka lebih kuat dari pada gunung – gunung.

Beliau katakan ada 4 sarana untuk menguatkan iman kita ini kita, bayankan azzumatullah kudratullah kehebatan Allah kebesaran Allah kita bayan kan bukan hanya kita tahu saja alhamdullillah saya saya sudah tahu Allah maha besar bukan tapi kita bayankan kita ingatkan pada orang lain karena kalau sudah kita bayankan pada orang lain sampaikan maka nanti akan tertanam kebesaran Allah pada diri kita seseorang bertanya kepada Syeikh Yusuf rah, maulana bagaimana kami tahu bahwa azzumatullah telah tertanam dalam diri kami Beliau katakan untuk mengetahui kalau azzumatullah atau kebesaran Allah telah tertanam dalam diri kamu atau belum suatu saaat kamu pergi ke mesjid ketika melangkah pergi kemesjid ada orang bilang pak ini perdana mentri atau presiden memanggil bapak, bagaimana ? nah waktu itu ujian kalau kebesaran perdana mentri atau presiden tertanam dalam diri dia maka dia berkata orang besar memanggil dia saya akan kepada dia sebentar lalu saya sholat karena masih ada waktu untuk sholat maka kalau dia palingkan dari menuju mesjid ke istana itu berarti kebesaran perdana mentri atau presiden tertanam dalam diri dia tapi kalau dia tahu kalau maha besar itu adalah Allah saya pergi kemesjid berarti kebesaran Allah telah tertanam dalam dirinya.

Bapak - bapak yang di muliakan Allah SWT, lagi dan lagi tiada henti - hentinya kita bayankan - bayankan sampai tertanam dalam diri kita kebesaran Allah SWT dan tidak ada batasan dalam ilmu tauhid dalam iman tidak ada batasan tetapi kalau tentang ahkam ilmu tentang hukum itu ada batasan tentang haji ada batasan ilmu haji, ada zakat ada batasan ilmu zakat, sholat juga ada ilmu batasannya, tetapi ilmu tauhid tidak ada batasannya dan tidak ada akhir maka lagi dan lagi kita perbaharui lagi iman kita sampaikan sehingga hari demi hari iman kita semakin kuat. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT sampai kita betul - betul menafikan semua yang ada semua kekuatan makhluk hanya Allah yang kuasa bahkan kita mampu hadirin menafikan para anbiya sendiri tidak punya kekuatan apa - apa jadi kekuatan yang ada pada mereka itu hanya dari Allah SWT dan kemauan seorang Nabi tidak akan wujud tanpa kehendak dari Allah SWT walaupun semua Nabi kumpul dipermukaan dunia ingin memberikan hidayah kepada seseorang tapi kalau Allah tidak izinkan memberikan hidayah maka tidak akan mampu memberikan hidayah jadi keinginan para ambiya saja tidak akan terjadi tanpa kehendak dari Allah SWT Nabi kita Muhammad SAW ditanya tentang seseorang tentang ashabul kahfi karena yakin ketemu dengan Jibril setiap hari maka Beliau katakan besok akan saya beritahu bagaimana Nabi takhluknya kepada Allah SWT begitu jibril datang senantiasa mengajarkan dan menyampaikan wahyu dari Allah maka Nabi SAW mengatakan besok tanpa mengucapkan insya Allah Nabi lupa mengucapkan insya Allah karena begitu dekatnya dengan Allah yakin dengan datangnya jibril setiap hari akan mudah bertanya ternyata apa yang terjadi dapat teguran dari Allah SWT dengan tidak mengucapkan insya Allah yakin dengan kekuatan Beliau karena ada hubungan dengan Allah begitu juga karena adanya jibril as maka ternyata wahyu terhenti selama 15 hari sehingga orang yang bertanya dia mengatakan wah dia sudah ditinggalkan tuhannya dia sudah ditinggalkan tuhannya setelah 15 hari baru jibril datang membawa wahyu dan diingatkan kepada rasullullah SAW walaa,.,.,insyah Allah,.,. jangan kamu katakan kepada sesuatu ; saya akan kerjakan besok kecuali kamu ucapkan insya Allah, hadirin yang di muliakan Allah SWT kalau seseorang yakin kepada sesuatu maka Allah wakilkan dia kepada sesuatu, kalau dia takut kepada sesuatu maka Allah jadikan sesuatu yang dia takuti jadi menguasai dia kalau anak adam tidak takut hanya kepada Allah maka Allah jadikan segala sesuatu takut kepadanya dan kalau anak ada hanya berharap kecuali kepada Allah maka Allah cukupkan tetapi kalau anak adam berharap atau yakinnya kepada sesuatu maka Allah serahkan dia kepada seuatu tersebut jadi tidak akan cukup mencukupi keperluan dia jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT inilah cara untuk menguatkan yakin kita bayankan jelaskan bicarakan sampaikan kepada orang lain azzumatullah kudratullah sampai tertanam kedalam hati kita betul betul yang besar itu Allah yang maha kuat itu Allah dan berkuasa itu Allah.

Beliau katakan kudrat kekuatan bukan dalam alam bukan dalam benda - benda tapi kudrat berasal dari Allah SWT jadi kekuatan hanya dari zat Allah alam ini semua tidak mempunyai kekuatan apa - apa baik itu bulan bintang matahari bumi langit semua tidak mempunyai kekuatan apa - apa bahkan para anbiya tidak punya kekuatan yang mempunyai kekuatan hanya Allah SWT ini hadirin kita betul - betul menafikan segala kekuatan hanya isbatkan kepada Allah Allah yang kuat Allah kahdir mutlak betul - betul allh yang menguasai segala - galanya maka Nabi ibrahi sudah tertanam dalam diri Beliau yakin akan kudrattullah kekuatan Allah sehingga bisa menafikan segala kekuatan apapun juga walaupun di ancam dengan kobaran api begitu hebat dua tangan dan kaki sudah terikat akan dilemparkan dalam kobaran api tadi maka Beliau tidak terkesan bahwa api tidak punya kekuatan yang punya kekuatan siapa Allah dan kekuatan yang ada pada alam ini semua baik pada bulan bintang matahari dan api semua dari Allah kalau Allah berikan ada kekuatan kalau tidak tidak akan ada kekuatan sama sekali hadirin dimuliakan Allah SWT Beliau katakan kenapa namrud memusuhi kepada Nabi Ibrahim ingin membakar, Beliau katakan segala permusuhan yang dihadapkan kepada para anbiya adalah karena dakwah bukan karena ibadah, orang kalau ibadah tidak ada musuh tapi kalau dia mulai berdakwah baru ada musuh dalam Al Quran dijelaskan kenapa para anbiya banyak musuhnya karena dia berdakwah ,.,.,.apakah kamu akan membunuh seseorang laki laki yang mengucapkan rabbku Allah bukan mengatakan atau mengucapkan saja kalau mengucapkan Allah saja tidak ada musuh tapi kalau ia mengucapkan mendakwahkan kalimat laa ilaahaillah baru ada musuh. hadirin yang dimuliakan Allah SWT para anbiya as karena yakin dia tertanam semata - mata hanya kepada Allah SWT saja mampu menafikan segala kekuatan bukan hanya kepada benda -benda saja seperti api tetapi kekuatan para malaikatpun dia nafikan hanaya yakin kepada kekuatan Allah SWT dan hadirn pertolongan Allah kepada seorang hamba bergantung sangkaan hamba kepada Allah Allah katakan saya itu tergantung sangkaan hamba kepadaku bagaimana persangkaan manusia kepada Allah begitu lah Allah bermuamalah kepada manusia dan prasangka kepada Allah tergantung iman kalau iman kepada Allah itu kuat mak sangkaan kepada Allah semakin kuat kalau iman dia lemah kepada Allah maka sangkaan kepada Allah itu juga lemah ketika Jibril datang malaikat gunung datang dan sekelompok para malaikat datang membantu Nabi Ibrahim as dengan kekuatan api Alhamdulillah Beliau sudah menafikan sekarang jibril menawarkan bantuan kepada Nabi Ibrahim as hadirin disinilah ujian kepada Nabi Ibrahim as tadi dengan ancaman tidak terkesan sekarang dengan tawaran maka kekuatan yang ada pada Nabi Ibrahim as sehingga prasangka dia kepada Allah begitu kuat maka dia tidak menerima tawaran itu malaikat karena yakinnya kepada Allah begitu kuat sehingga sangkaan ibrahim as tidak bergoyang, hanya kepada Allah kekuatan iman dia tadi tidak minta bantuan kepada malaikat jibril dan malaikat lainnya sehingga Allah SWT langsung berbicara kepada api ya naru,..wahai api jadilah kamu dingin dan buatlah sejahtera Ibrahim Allah tidak perintahkan jibril untuk memadamkan api tidak karena Nabi Ibrahim hatinya betul - betul hanya kepada Allah jadi sangkaan hamba kepada Allah tergantung dari kekuatan iman dan kekuatan iman itu dengan kekuatan dakwah




Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kita ceritakan cerita para anbiya as pertolongan Allah SWT kepada para anbiya as untuk apa untuk menguatkan iman kita sendiri jadi cara yang ke 2 Beliau katakan untuk menanamkan yakin kita kepada Allah adalah menceritakan pertolongan yang ghaib yang Allah berikan kepada para anbiya as jadi kita ceritakan para anbiya as tadi jangan sampai ada perasaan dalam hati kita itukan para anbiya as dapat pertolongan dari Allah SWT bukan karena mereka Nabi saja karena mereka kerja keNabian kerja dakwah iman mereka kuat sangkaan mereka kuat sehingga ada pertolongan dari Allah hari juga janji Allah tidak akan berubah inna,.,.kam pasti dan pasti i akan menolong rasul rasul kami dan juga orang beriman di dunia dan akhirat jadi pertolongan Allah bukan hanya kepada para Nabi dan orang beriman yang buat kerja Nabian i akan Allah beri pertolongan kepada mereka makan hadirin yang dimuliakan Allah perlunya kita mengulang - ulangi menceritakan para anbiya yang Allah berikan pertongan gahib kepada para anbiya dalam medan dakwah lagi dan lagi kita ceritakan untuk menguatkan iman kita wakullan ,.,.,dan setiap Allah ceritakan kepada kita untuk menguatkan hati kamu jadi cerita para anbiya atau pertolongan - pertolongan yang gahib yang Allah berikan kepada mereka kita ceritakan lagi dan lagi untuk menambah kekuatan iman kita inilah cara yang ke 2 untuk menambah kekuatan iman

Kemudian yang ke 3 asbab untuk menguatkan iman kita adalah kita ceritakan nusroh - nusroh pertolongan yang ghaib kepada para Sahabat ra, mereka ini bukan para anbiya tetapi para Sahabat manusia biasa tapi juga mendapat pertolongan yang sama dari Allah SWT dalam setiap medan pertempuran mereka ada nusroh ghaibyah Allah berikan kepada para Sahabat, maka kita ceritakan lagi para Sahabat Nabi untuk menguatkan iman kita mereka ini bukan Nabi tapi para Sahabat ra tapi jangan sampai terbesit dalam hati kita itukan para Sahabat kita ini bukan para Sahabat. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT pertolongan yang Allah berikan kepada para Sahabat ra bukan mereka bersama Nabi, tidak, tetapi karena ada amal yang Allah berikan kepada mereka yang mana kalau amal itu amal dakwah maka nusroh akan Allah berikan bukan hanya kepada para Sahabat saja sebagaimana pertolongan Allah kepada para anbiya karena amal dakwah mereka dan para Sahabat buat ini amal, amal dakwah maka nusrohtullah akan Allah berikan kepada mereka sama sunntullah tidak berubah walan.,.,.,tidak terjadi perubahan dalam ketentuan Allah bahwasanya hari ini juga kalau manusia atau ummat melaksanakan ini amal sebagaimana para anbiya dan para Sahabat pasti nusroh akan Allah berikan kepada kita ini kita ceritakan lagi dan lagi nusrohtullah para Sahabat adalah juga untuk menguatkan iman kita tadi dan kita tahu mereka ini bukan Nabi tapi punya kerja keNabian sehingga dapat pertolongan Allah sama hari ini juga kalau kita buat kerja kenabian yaitu kerja dakwah nusrohtullah akan Allah berikan kepada kita. Dan Beliau katakan hadirin yang dimuliakn Allah SWT kudratullah ini bukan tergantung kepada kayniah kepada alam tetapi kepada ahkam kepada hukum - hukum kalau sekiranya hukum - hukum Allah perintah - perintah Allah ini kita kerjakan maka pertolongan yang Allah berikan kepada para anbiya juga Allah berikan kepada kita ini sunnahtullah bukan pemahaman hukum alam tetapi hukum Allah sedangkan kayinah atau alam ini berubah - ubah sedangkan sunnahtullah tidak berubah bahwasanya kalau ini ummat mengamalkan ini hukum - hukum Allah perintah - perintah Allah pasti pertolongan Allah akan datang kepada mereka tidak ada kejayaan kebahagian manusia bergantung kepada kayinah kepada alam ini semua karena di jelaskan dalam Al Qu’ran “summa,..,.,”, ini sunnah Allah sejak zaman dulu kepada para anbiya juga kepada kita tidak akan berubah kapan pertolongan Allah tiba kalau kita buat amal sebagaimana amal para anbiya dan para Sahabat ra. Beliau katakan hari ini merupakan kelemahan kita pak, kebodohan kita meyakini bahwasanya untuk kejayaan itu bergantung kepada asbab kayinah alam ini semua. Kalau kita punya persawahan, punya pertanian, punya perdagangan memperoleh kejayaan padahal tidak, sudah menjadi ketentuan Allah tidak ada hubungan kejayaan kebahagian seseorang dengan asbab yang dia miliki, tidak ada hubungan pemeliharaan orang dengan kejayaan tidak, tetapi pemiliharaan Allah, pertolongan Allah, Allah berikan sesuai dengan ahkam, bukan dengan kayinah bukan dengan asbab yang dia miliki banyaknya asbab hadirin tidak menjamin bahagianya seseorang, tetapi adanya ahkam, hukum - hukum Allah yang dia kerjakan ini menjamin pertolongan Allah kepada seseorang. Beliau katakan masalah kayinah berubah – ubah. Alam ini berubah, tanah subur suatu saat akan gersang, tahun ini dia menumbuhkan tanaman, tahun depan tidak begitu ,juga hari ini dikira obat besok jadi penyakit, penyakit bisa menjadi obat itulah alam akan berubah - ubah tetapi kalau sunnahtullah tidak akan berubah - ubah selama - lamanya bahwasanya kalau sekiranya manusia mematuhi hukum - hukum Allah, perintah - perintah Allah, pasti Allah akan membantunya.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, orang kafir yakinnya kepada kayinah, yakin kepada asbab, tapi orang beriman ini bedanya pak, orang beriman yakinnya kepada ahkam, yang yakin kepada kayinah itu adalah kekafiran orang kafir sedangkan yakin kepada ahkam itulah orang - orang beriman. Maka para Sahabat Nabi mendapat nusrohtullah karena mereka yakin betul - betul senantiasa memperhatikan apa pertintah Allah dalam setiap waktu dan keadaan walaupun asbab mereka sangat sedikt, senjata sedikit, makanan sedikit, jumlah sedikit tetapi bisa mengalahkan kekuatan musuh, karena apa, karena ada ahkam, sunnah - sunnahtulah perintah - perintah Allah mereka kerjakan, ini juga sunnahtullah yang tidak akan berubah selama – lamanya.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT maka Maulana Yusuf jelaskan berkali - kali kenapa pentingnya kita ceritakan dalam dakwah jangan dipisahkan daripada cerita para Sahabat, inilah bedanya gerakan kita dengan yang lain. Lagi dan lagi kita ceritakan cerita para Sahabat, maksudnya cerita pertolongan - pertolongan ghaib yang Allah berikan kepada para Sahabat. Lagi dan lagi kita ulangi Syeikh Yusuf katakan pertolongan yang Allah berikan kepada para Sahabat ra adalah bukan hanya mereka bersama Nabi, bukan, tapi karena bersama amalan Nabi mereka, bersama kerja Nabi maka datang pertolongan Allah SWT hari ini kalau pertolongan Allah kalau ada Nabi maka pertolongan Allah tidak datang kepada kita tapi pertolongan Allah kepada para Sahabat Nabi ra kata syeikh yusuf adalah karena mereka membuat amal Nabi yaitu kerja dakwah. Maka hari in walaupun Nabi tidak ada kita buat amal Nabi yang dikerjakan para Sahabat ra maka nusrohtullah pasti Allah berikan kepada kita hari ini. Bahkan Nabi kita Muhammad menjelaskan kekuatan orang beriman hari ini hadirin yang buat ini kerja dakwah, Allah berikan kekuatan dia untuk menarik nusrohtullah. Satu orang beriman hari ini sama dengan 10 orang Sahabat Nabi, kalau pahala kalau betul - betul berpegang kepada amalan ini sama dengan 50 orang Sahabat Nabi. Maka hadirin dimulikan Allah SWT cara yang ke 3 untuk menguatkan iman kita lagi dan lagi kita ceritakan bagaimana nusrohtullah yang terjadi dengan para Sahabat pertolongan ghaibiyah karena mereka buat kerja kenabian dan inlah asbab utama ketentuan Allah sunnahtullah tidak akan berubah bahwasanya hanya dengan mengerjakan hukum Allah perintah Allah dan perintah yang terbesar adalah kerja dakwah bukan kepada asbab kebendaan – kebendaan, yakin kepada kebendaan - kebendaan adalah yakinnya orang kafir. Amalan orang kafir meyakini perdagangan, pertanian, kedokteran dan sebagainya itu adalah keyakinan orang kafir. Sedangkan kita orang beriman meyakini perintah - perintah Allah SWT.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, Beliau katakan hari ini kita hubungkan asbab dengan doa ini sudah umum dalam kehidupan kita sehari hari kita buat asbab dahulu, pertaniankah, perdangankah, baru kita doa. Kita sudah tanan - tanaman berdoa, “ya Allah perhatikan pertanian saya”, padahal dalam Al Qu’ran Allah tidak menghubungan antara asbab dan doa, tapi Allah hubungkan ibadah dan doa “iyyakanak budu waa iiyakanastangin”,,.,..kedepankan di depan Allah adalah ibadah, ajukan ibadah kita yang baik, baru kita berdoa kepada Allah.

Tidak pernah Allah katakan sudah bereskan asbab kamu baru kamu berdoa kepadaku, tidak, tetapi Allah SWT ajarkan kepada kita kedepankan ibadah, utamakan ibadah kepada Allah baru kamu meminta kepada Allah SWT. Maka hadirin tanggung jawab kita sekarang ini bagaimana kita memperbaiki amal, bukan memperbaiki asbab, perbaiki amal kita baru kita minta kepada Allah, perbaiki amal, bukan asbab tetapi yang terjadi saat ini semua, bahkan sering kita sampaikan – sampaikan, ceramahkan, sudah bereskan asbab terlebih dahulu, baru berdoa kepada Allah padahal Allah jelaskan utamakan ibadah kamu amal kamu baru kamu berdoa kepada Allah.

Untuk menjelaskan itu semua Nabi kita Muhammad SAW menceritakan ada 3 orang dalam sebuah perjalanan karena malam mereka berhenti masuk dalam gua karena hujan lebat turun sehingga batu menggelundung sehingga menutup pintu gua mereka dengan kekuatan asbab dengan kekuatan tubuh mereka mendorong itu batu ternyata tak bergoyang sehingga sudah habis kekuatan maka dikatakan tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian sekarang ini kecual meminta kepada Allah melalui amal - amal yang sudah kamu kerjakan. Maka hadirin mereka bertiga ini mengkedepankan kepada Allah amal yang mereka kerjakan, muasyarah, muamalah dan ahlak yang mereka kerjakan sampai betul - betul sampai derajat ihsan, ikhlas semata - mata karena Allah SWT.

Yang satu menceritakan, ya.. Allah jika kami bisa keluar dari gua ini, asbab kekuatan badan sudah kami kedepankan tidak bisa ya Allah baru sadar mengkedepankan di hadapan Allah amal yang mereka kerjakan. Yang satu menceritakan, ya Allah, saya punya saudara sepupu yang saya cintai bahkan lebih saya cintai dari semua wanita yang ada di dunia ini, cintanya seperti cinta seorang suami kepada istrinya. Suatu hari dia datang minta duit kepada saya, tapi saya katakan saya akan memberikan duit kepada kamu beberapa dinar yang penting kamu serahkan diri kamu kepada saya, makapun dia tidak mau diapun pergi. Kali berikutnya datang lagi waktu musim kemarau sangat paceklik, betul - betul kemiskinan tiba, dia datang, maka dia katakan saya akan berikan duit kepada kamu yang penting kamu serahkan diri kamu kepada saya maka karena alasan dengan kemiskinan paceklik begitu sudah sangat mencekam, dia pun serahkan dirinya kepada saya. Ketika itu orang mau melampiaskan nafsunya kepada wanita, ternyata wanita itu mengatakan, “wahai fulan bertakwalah kamu kepada Allah jangan kamu masukan cincin kecuali kepada yang berhak, janganlah melaksanakan perzinahan”, maka saya itu betul – betul, saya takut kepada Allah, lari meninggalkan wanita itu dan meninggalkan uang yang saya serahkan, dan hadirin doa dia dikabulkan Allah, batupun bergeser tapi belum bisa keluar jadi maksudnya, ini orang ketika bermuasyarah dengan ihsan betul - betul dia memberikan uang tanpa imbalan berbuat baik kepada saudara sepupunya, Allah SWT kabulkan doa dia dan bergeser itu batu .

Yang kedua mengatakan, ya Allah saya punya buruh yang banyak setiap buruh saya bayar upahnya tapi seorang buruh tidak mengambil upahnya dia pergi, uang upahnya saya kembangkan - kembangkan sehingga menjadi binatang ternak yang banyak. Sekali suatu hari dia datang, wahai fulan mana upah saya yang dahulu, apa yang kamu lihat binatang ternak inilah upah kamu dahulu, dia katakan jangan kamu bercanda kepada saya uang saya sedikit, itulah uang kamu yang saya kembangkan, itulah uang kamu semua maka dia ambil semua dan juga lupa untuk mengucapkan terimakasih tidak lagi, begitu dia kaget menjadi orang kaya, hadirin di muliakan Allah SWT maka dia berdoa ya Allah kalau sekiranya perbuatan dia bermualamah yang benar kepada buruh di bayar upah buruh dengan baik dan uanga orang itu dikembangkan dengan baik di serahkan lagi kalau ini engkau terima ya Allah bukakan pintu gua, maka dengan muamalah dia tadi Allah geserkan pintu batu, tapi mereka belum bisa keluar ini Beliau katakan supaya di pahami bahwasanya ini ummat, ummat istimai, kebaikan seseorang, yang penting saya sudah beramal sholeh saya selamat, tidak, kalau dia beramal sholeh kalau yang lain tidak beramal sholeh maka ketidak baikan orang lain akan juga membuat dia akan menderita juga jadi dua orang sudah tapi yang satu belum sampai semua betul - betul bertobat kepada Allah, baru Allah bukakan.

Maka yang ke 3 hadirin yang dimulikan Allah SWT menceritakan, ya Allah saya punya ayah dan ibu yang betul - betul saya cinta daripada orang lain dn saya setiap malam memerah susu dan kemudian menyerahkan kepada kedua orang tua dan saya tidak akan meminumkan susu ini kepada orang lain anak dan istri saya sebelum kepada ayah saya, tapi suatu hari saya pergi jauh dan terlambat ternyata Beliau sudah tertidur, saya tidak membangunkan dia, dan anak - anak menangis minta, saya tidak meminumkan, karena lebih mengutamakan ayah dan ibu, sampai saya pegang itu mangkok sampai pajar tiba, dia bangun saya minumkan, ya Allah kalau kebaktian saya kepada orang tua jadi akhlak kepada orang tua betul - betul semata - mata karena engkau ya Allah, ikhlas ya Allah maka bebaskan kami dari cengkraman gua, Allah kabulkan di bukakan.

Jadi hadirin yang di muliakan Allah SWT, tiga - tiga orang ini mengkedepankan bukan sholat, puasa tapi amal yang berupa muasyarah, muamalah, ahlak yang ikhlas semata - mata karena Allah maka dengan asbab amal muasyarah, muamalah, ahlak tadi mencapai derajat ikhsan ikhlas semata - mata karena Allah, doa mereka dikabulkan oleh Allah SWT.

Jadi sekali lagi Beliau katakan bahwasanya kesalahpahaman hari ini kita memperbaiki asbab dahulu, baru mendoa, padahal hukum Allah, perintah Allah perbaiki ibadah kita, perbaiki perintah Allah, doa - doa kita di kabulkan oleh Allah, sebagaimana seorang Sahabat Nabi datang ke Rasullullah, ya.. Rasullullah, izinkan saya untuk berdagang ke Bahrain, maka Nabi katakan sholat dua rakaat baru kamu berdagang, jadi Nabi arahkan bukan dagangannya yang membahagiakan, tidak, sholat dahulu minta kepada Allah, ibadah dahulu dengan baik baru kamu berdagang.

Dan hadirin asbab yang kita kerjakan ini, kenapa kita buat asbab pertanian itu ujian, untuk ujian kepada kita, apakah yakinnya kita kepada asbab atau perintah Allah, jadi asbab yang kita miliki itu bukan asbab kebahagian tapi ujian, ujian apakah saya yakin kepada asbab atau yakin kepada perintah Allah

hadirin yang dimuliakan Allah SWT yang ke empat untuk menguatkan iman kita ini adalah mengetahui alamat iman. Tanda kita sudah mempunyai iman itu alamatnya apa, karena hadirin kalau kita tidak mengetahui alamat iman, kalau iman itu tidak ada batasan tetapi hadirin untuk mengetahui apakah kita betul - betul sudah beriman atau belum kita lihat tanda - tanda iman atau alamat - alamat iman pada diri kita untuk apa kita mengetahui tanda - tanda iman ini supaya, kalau tidak ada alamat iman, tanda iman, iman itu seperti khayalan saja, tapi kalau mengetahui tanda - tanda iman, ini baru iman.

Diantara tanda itu iman, alamat iman, adanya ketaatan kepada Allah SWT, jadi iman menimbulkan ketaatan, begitu juga alamat iman lainnya dia senantiasa mencari ridhonya Allah SWT dan ikhlas semata - mata karena Allah. Jadi tanda itu beriman, dia ada keikhlasan kepada Allah SWT itu alamatul iman.

Beliau katakan hadirin kita itu beramal semata - mata karena Allah SWT bukan saya beramal untuk mencari nusrohtullah mencari pertolongan Allah itu maghus bukan maksud, maksudnya saya beramal ikhlas semata - mata karena Allah agar mendapat ridho Allah SWT, sedangkan adanya pertolongan Allah dengan amal yang kita kerjakan itu merupakan mauud, janji saja. Jadi tujuan saya Allah sendiri, jangan sampai kita beramal untuk mendapatkan kedunian atau untuk mendapatkan janji saja tidak jadi.

Target orang beriman ini adalah dalam beramal dia semata- mata ihklas karena Allah untuk mencari ridhonya Allah SWT saja tapi dia yakin janji pasti akan diberikan oleh Allah, tapi lagi dan lagi janji adalah mauud merupakan janji saja bukan maksud, bukan tujuan. Hadirin yang dimulikan Allah SWT, pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT adalah janji, bukan maksud tujuan karena beramal ibadah ini itu adalah hak Allah, kewajiban kita untuk beribadah, beramal kepada Allah SWT, terserah Allah memasukkan surga atau tidak, tidak ada kewajiban Allah SWT, tapi di beri surga oleh Allah adalah semata - mata karena shobel nya Allah, karunia Allah semata – mata, sampai - sampai Nabi kita Muhammad mengatakan tidak ada satu orangpun diantara kamu yang selamat dari api neraka kecuali karena rahmat Allah, Sahabat bertanya engkau juga ya Rasullullah, sama saya juga, kecuali Allah melimpahkan rahmatnya kepada saya. Aisyah juga berkata demikian kepada Rasullullah SAW, ya..Rasullullah bukannya kamu masuk surga karena amal kamu, tidak Aisyah, saya semata - mata masuk surga karena ada rahmat Allah SWT, karena ada ridhonya Allah SWT yang diberikan kepada kita.

Jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT, kita lagi dan lagi perhatikan untuk mengetahui atau untuk menguatkan iman kita ini apakah betul - betul amal kita ikhlas karena Allah untuk mencari ridho Allah semata – mata, bukan mencari yang lain dan apakah iman saya membawa ketaatan, kalau iman saya membawa ketaatan berarti ini iman yang dikehendaki atau iman yang benar.

Maka Nabi memberikan pemahaman kepada para Sahabat yang bertanya “man iman ya rasullullah” .,.apa itu iman, maksudnya alamat iman itu apa? Sahabat bertanya kepada rasullullah SAW, sebelum Beliau jelaskan ini hadist, Beliau jelaskan juga ketika ada beberapa orang Sahabat masuk islam datang kepada rasullullah SAW Nabi katakan ma anntum,..siapa kamu ini pertanyaan - pertanyaan Nabi Muhammad kepada para Sahabat, bukan bagaimana kamu, bagaimana kesehatan kamu, tidak, tapi bagaimana iman dan orang akan menjawab tentang iman ini tergantung ada kekuatan iman yang ada dalam dirinya sendiri. Maka ketika Sahabat Nabi bertanya mal iman,.,,.apa itu iman, maka Nabi jelaskan bukan imannya, tidak, itu tidak ada batasan tapi alamatul iman yang dijelaskan Nabi Muhammad SAW , “apabila perbuatan baik membuat kamu gembira dan perbuatan dosa membuat kamu sedih berarti kamu beriman”. Jadi alamat iman itu, ketaatan, ketika orang mengaku beriman kepada Allah gembira waktu dia taat, sedih waktu dia tidak taat berbuat dosa berarti itu alamat orang beriman.

Hadirin ketika beberapa orang Sahabat datang kepada Rasullullah SAW maka Nabi katakan, ma anntum, apa kamu ini, kami orang beriman ya Rasullullah, apa alamat iman kamu, apa bukti kamu beriman itu apa?, maka mereka katakan ada 15 ciri atau sifat yang ada dalam diri kami ya Rasulullah, lima yang kau perintahkan kepada kami untuk dikerjakan dan lima yang sedang kami amalkan dan lima sifat kami di zaman jahiliyah kalau itu baik akan kami terusakn kalau itu buruk akan kami tinggalkan. Apa yang 15 tersebut mereka jelaskan ya Rasulullah, apa yang kamu perintahkan kepada kami beriman kepada Allah beriman kepada malaikat, rasul, kitab – kitab, hari kemudian ini adalah rukun iman begitu juga lima yang sedang kami kerjakan yaitu syahadat, sholat, zakat, haji bagi yang mampu sedangkan lima sifat kami di zaman jahiliyah yaitu bersabar dalam kesusahan dan bersyukur saat mendapat kenikmatan, kemudian ridho atas segala ketentuan Allah SWT, kemudian yang ke empat tidak lari dari medan peperangan dan yang kelima tidak bergembira disaat musuh kalah, jadi tidak mentertawakan saat musuh kalah, jadi tidak menampakan syahwata, rasa kegembiraan disaat kekalahan musuh, ini lima sifat mereka - mereka di zaman jahiliyah dan mereka menjelaskan tiga ini yang pertama ada imaniyah mereka, ibadah mereka, lima yang mereka milikiki di zaman jahiliya muasyarah, muamalah akhlak, mendengar jawaban mereka, maka Nabi memuji mereka senang dengan jawaban dan sifat yang mereka miliki maka Nabi SAW katakan fukaha,.,.ini orang - orang yang betul faham udaba,.,.orang yang beradab, maka orang yang menghidupkan sunnah Nabi adalah orang yang beradab tapi kalau orang yang tidak menghidupkan sunnah Nabi maka orang tersebut tidak beradab, karena kehidupan mereka sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi SAW maka Nabi memuji mereka fukaha, udaba bahkan Nabi katakan dengan sifat - sifat yang mereka miliki ka duuayyakuna anbiya...hampir - hampir saja mereka ini menjadi Nabi dengan sifat - sifat mereka miliki.

Maka hadirin yang di muliakan Allah SWT, alamat itu iman tadi adalah ketaatan kepada Allah sebagaimana Nabi masuk mesjid suatu hari, Harist bin Malik sedang berbaring di mesjid maka Nabi bangunkan kay,.,.dia katakan saya betul - betul beriman hari ini, hakikat iman ada dalam diri saya, maka Nabi katakan apa bukti iman yang ada dalam diri kamu, dia katakan ketika bangun tidur ya Rasuullullah, saya bangun betul betul hati saya zuhud kepada ini dunia ini, alamat itu iman adanya tidak adanya raghbah,.,.,tidak adanya kecintaan kepada dunia, bahkan zuhud kepada dunia ini adalah alamat iman seperti yang di jelaskan Harist bin Malik Ra.

Kemudian hadirin yang dimuliakan Allah SWT, alamat iman yang paling azas yang mana dengannya segala kebaikan – kebaikan, mahdar hasanah, pangkal kebaikan tergantung dari alamat iman yang utama ini yaitu yang namanya taqwa, jadi dengan adanya ketaqwaan, baru diberikan Allah SWT akan kebaikan - kebaikan akan datang, begitu pula hadirin sifat ketakwaan ini merupakan alamat dari pada iman. Ganjaran - ganjaran dari Allah SWT, ibadah - ibadah yang dilakukan oleh seseorang hamba bergantung kepada ketakwaan dia kepada Allah SWT dan ini kalimat iman, kalimat laa ilaha illallah, Allah katakan kalimatutaqwa dalam al quran, jadi Allah telah izzamkan tanamkan kalimat taqwa yaitu kalimat laa ilahaillaah dalam diri orang beriman dan mereka yang paling berhak untuk menanamkan itu kalimat, kalimat taqwa dalam diri mereka, jadi sifat taqwa ini harus ditanamkan dalam diri seseoranga beriman dalam setiap lapang kehidupannya baik dalam ibadahnya, muasyarahnya, muamalahmnya semua dalam lapang kehidupan tanamkan ke taqwaan

Hadirin yang dimuliakan Allah, hari ini yang diutamakan dalam ke taqwaan dalam bermuamalah, bukan hanya ibadah saja tapi dalam bermuamalah, bapak - bapak yang dmuliakan Allah SWT Beliau katakan hari ini kita di saat kita beribadah kita perhatikan kesucian thaharah sebelum kita sholat, kita berwhudu, buang air dan sebagainya juga kita perhatikan ini adalah kesucian secara zhohir ini perlu kita perhatikan betul - betul dan ini merupakan syarat sahnya ibadah, tetapi kesucian yang dalam tidak begitu kita perhatikan. Maka ketaqwaan in perlu di bawa dalam bermuamalah, dalam pencaharian kita, sumber uang sumber rezeki yang masuk ke dalam tubuh kita hendaklah betul - betul ada ke taqwaan dalam kita mencari duit apakah ada duit yang haram atau tidak, karena sangat mempengaruhi pada amal - amal yang lain Beliau katakan hadirin yang dimuliakan Allah SWT kalau yang masuk itu benda yang haram kedalam tubuh kita ini maka akan membuat fikiran yang haram, juga makanan - makanan yang haram yang masuk ke dalam tubuh kita ini karena sumber uang yang tidak jelas dan haram akan membuat fikiran haram, begitu pula daging lukma atau suapan yang masuk ke dalam tubuh kita akan menggiring tubuh kita kepada perbuatan yang haram.

Beliau katakan hadirin dalam ibadah sholat kita perhatikan pentingnya kesucian bersih dari pada najis dan sebagainya sehingga sholat kita sah tapi juga di terimanya ibadah kita ini bukan hanya sucinya zhahirnya saja, tidak tapi apakah darah yang mengalir dalam tubuh saya atau daging yang tumbuh dalam diri saya bersumber dari yang haram atau yang halal walaupun badannya sudah suci dari najis tetapi daging yang tumbuh atau darah yang mengalir bersumber dari yang haram bagaimana ibadahnya di terima oleh Allah SWT.

Hadirin yang di muliakan Allah SWT, Beliau katakan ibadah ini tidak akan tegak betul kalau muamalah kita tidak benar, maka hadirin diterimanya ibadah kita ini kalau muamalahnya benar, Beliau katakana, kalau muamalah kita tidak benar tidak ada ketaqwaan dalam diri kita dalam pencaharian kita, lebih - lebih dalam mencari rejeki maka nanti kita mencari barang - barang yang haram atau benda yang haram nanti masuk kedalam tubuh kita sehingga ibadah kita tidak di terima oleh Allah SWT.

Kemudian hadirin kenapa masuk perkara yang haram dalam muamalah kita ini. Syheik Yusuf rah katakana, orang yang yakinnya kepada asbab maka nanti dia tidak memperhatikan perintah Allah, hanya asbab saja, jadi apakah halal atau haram dia tidak perhatikan, tapi kalau orang bermuamalah dia perhatikan hukum Allah, perintah Allah yakinnya kepada Allah bukan kepada asbab, maka tidak ada asbab yang haram yang masuk ke dalam tubuh dia, ini maksudnya apa, seseorang petani umpamanya, kalau dia yakin pertaniannya akan membawa kejayaan maka dia tidak memperhatikan mana yang halal mana yang haram sehingga apa saja yang bisa menghasilkan pertanian dia kerjakan sehingga nanti timbul benda - benda yang haram dalam pertaniaannya, tapi kalau dia yakinnya kepada hukum Allah, perintah Allah dalam asbab yang dia kerjakan, maka dia akan bisa memilah – milah, tidak akan melakukan yang haram dalam pencaharian dia tadi.

Jadi hadirin yang di mulikan Allah SWT, kekhususan kerja dakwah yang kita kerjakan ini bagaimana kita yakin kepada amal bukan kepada asbab, asbab kita kerjakan tetapi yakin kita pada amal, hukum Allah yang ada pada asbab ini apa, apa perintah Allah dalam pertanian, dalam perdagangan, dalam perikanan, semua ini dalam asbab - asbab ini kita lihat apa perintah Allah bukan kita lihat asbab itu sendiri. Maka kalau kita lihat hukum Allah SWT, melihat hukum tersebut merupakan sumber ketaqwaan dalam diri kita dan ketaqwaan iman yang kita dapatkan dalam kekuatan dakwah, maka dengan adanya kekuatan dakwah yang ada dalam diri kita, maka dalam bermuamalah, bermasyarah, mencari asbab kehidupan senantiasa melihat hulum - hukum Allah perintah - perintah Allah SWT.

Jadi yang kita utamanakan bukan asbab saja, tapi apa perintah Allah SWT kepada saya kalau kita arungi asbab, silahkan kita kerjakan asbab, tapi kita lihat apa perintah Allah yang berhubungan dengan asbab yang kita arungi, maka kalau kita lihat hukum Allah, kita tidak akan menghiraukan apakah asbab bertamabah atau berkurang, untung atau rugi, tidak, tapi kita lihat apa hukum Allah pada asbab yang saya kerjakan, sehingga kalau hukum Allah yang kita lihat maka tidak ada asbab - asbab yang haram yang kita arungi yang masuk kedalam tubuh kita, tidak ada darah yang haram, tidak ada daging yang haram yang bersumber dari yang haram tadi, sehingga ibadah kita di terima oleh Allah SWT

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT Beliau katakan hari ini kita menganggap ibadah itu hanya sholat padahal yang namanya ibadah adalah agama segala keseluruhan yang mencapai seluruh aspek kehidupan manusia baik muamalah, muasyarah, akhlak dan sebagainya, jadi tidak terbatas pada sholat, yang namanya ibadah , jadi ibadah merupakan jamak dari kumpulan dari segala perintah - perintah Allah SWT baik dalam pertanian, perdagangan, semua yang mencakup kehidupan manusia.

Kita laksanakan perintah - perintah Allah dalam setiap ibadah, jadi ibadah bukan hanya sholat saja, tapi seluruh aspek dalam lapang kehidupan kita, kita mentaati Allah, itu yang namanya ibadah, maka hadirin yang di muliakan Allah SWT, imam Ghazali rah katakan yang termasuk dalam ibadah itu ada 10. Beliau jelaskan sholat, puasa, haji, zikir, tilawah, dakwah, tijarah perdagangan, termasuk memberikan hak kepada orang lain dan juga memperhatikan sunnah - sunnah rasullullah SAW ini juga merupakan termasuk 10 dalam ibadah, jadi ibadah bukan hanya sholat saja, termasuk kedalam seluruh aspek kehidupan manusia yang di sana ada perintah Allah dan taat kepada Allah maka itulah ibadah.

Jadi seorang petani dan pedagang yang taat kepada perintah Allah itu adalah ibadah. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT ,.,..,Allah ini, kepada kita orang beriman hanya Allah tunaikan kalau ada agama yang sempurna dalam kehidupan kita, jadi kalau agama di amalkan secara sempurna secara keseluruhan bukan hanya dalam sholat saja tapi pertanian, perdagangan, baru akan akan datang janji pertolongan Allah SWT. Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, tidak akan datang janji Allah, tidak Allah tunaikan janji Allah pada ini ummat kalau hanya mengamalkan sebagaian - sebagian saja. Umpamanya kita kerjakan sholat sesuai cara Nabi SAW tapi muamalah kita dengan cara orang kafir, maka tidak ada janji Allah pada ini ummat kalau beramal hanya sebagian - sebagian saja, sholat dia kerjakan dengan cara Nabi tapi kehidupan dia tidak dengan cara Nabi dalam bermuamalah, dalam bermasyarah ikut cara orang lain, maka hadiri yang dimuliakan Allah SWT, tidak akan datang janji Allah.

Beliau katakan kumpulan dari semua ini, perintah - perintah Allah, baik itu dalam sholat, muamalah dan lain sebagainya ini merupakan ibadah secara keseluruhan, jadi ini satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sebagaimana sholat, ada berdiri, ruku, sujud itu merupakan satu kesatuan dalam sholat, kalau hanya berdiri saja tidak sujud itu bukan namanya sholat, atau ruku saja, sujudnya, tidak, maka tidak sah sholatnya. Dikatakan kalau sholat sempurna, kalau semua bagian sholat dikerjakan secara sempurna begitu hadirin kalau agama sempurna, kalau semua perintah - perintah Allah SWT dikerjakan semua. bukan hanya sholat saja tapi di luar sholat juga.

Beliau katakan ibadah ini adalah hak Allah kewajiban hamba untuk beribadah kepada Allah, tidak boleh kita beribadah selain daripada Allah, itu namanya syirik. Begitu ketaatan ini juga hak Allah, ibadah dan taat itu adalah hak Allah, maka kita di wajibkan untuk beribadah kepaah Allah dan mentaati Allah kalau kita beribadah kepada Allah tapi taat selain kepada Allah mak tidak akan datang pertolongan dari Allah SWT begitu juga Allah SWT tidak terima ibadah seseorang kalau dia taat selain daripada Allah ini juga perlu di perhatikan, kalau orang itu akan taat kepada orang yang dia yakini, kalau dia meyakini kepada sesuatu, maka dia akan tunduk akan taat kepada orang itu tadi, makanya kita hanya yakin kepada Allah, makanyapun kita hanya tunduk kepada Allah SWT, kalau kita hadirin mengamalkan sebagian - sebagian tadi maka tidak diterima oleh Allah SWT, sholat dengan cara Nabi begitu pula muasyarah, muamalah dengan cara Nabi SAW.

Bapak - bapak yang dimuliakan Allah SWT, Beliau katakan hari ini kalau kita sholat dengan cara Nabi SAW, tapi dalam perdagangan, perkawinan, ikut cara orang lain, berarti kita taat kepada orang lain tersebut, berarti kita melanggar hak Allah SWT, kita tidak mentaati Allah SWT.

Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT, Adi ra setelah dia masuk islam, dia datang kepada Rasullullah, ya Rasullullah, sebelum dia masuk islam, dia nasrani, sebelum kami masuk islam, kami sudah beriman kepada Allah, tapi kenapa dalam Al Qu’ran tentang kami .,.mereka - mereka ini menjadikan pendeta - pendeta mereka ulama - ulama mereka tuhan – tuhan, rabb selain Allah, padahal kami tidak mempertuhankan selain Allah karena kami hanya menyembah selain Allah, tapi kenapa Al Qu’ran mengatakan demikian, dia katakana, dia menuduh ada kesalahan dalam Al Qu’ran, maka Nabi kita Muhammad SAW menjelaskan, wahai Adi bukankah ketika ulama - ulama kamu, pendeta - pendeta kamu, dia halalkan apa yang diharamkan dalam kitab ataupun mengharamkan apa yang di halalkan berarti kamu mentaati dia, dia tidak mengharamkan yang haram, menghalalkan yang halal berarti kamu sudah mentuhankan dia, jadi ketaatan kepada orang lain tidak kepada Allah ini menjadikan ada tuhan - tuhan tandingan selain Allah,

Jadi ibadah adalah hak Allah, ketaatan adalah hak Allah SWT, maka Allah SWT inginkan ketaatan dalam setiap lapang kehidupan sehingga Allah telah puji orang beriman illa ladz,i na qolu rabbunallah ,..,sesungguhnya Allah mengatakan,.,.,.rabb kami Allah istiqomah dalam setiap lapang kehidupannya dalam ibadah, dia istiqmah dalam muamalah, muaysarah, semua perintah - perintah Allah dia amalkan, baru ada janji Allah SWT dan menjelang kematiannya akan datang para malaikat surga akan diberikan oleh Allah kepada siapa yang hidupnya mengatakan rabb saya Allah beribadah kepada Allah dan juga setiap lapang kehidupan dia betul - betul ada ketaatan kepada Allah

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT tujuan dari kita melaksanakan tugas dakwah ini adalah bagaimana agama secara keseluruhan baik dalam imaniyah kita, ibadah, muamalah muasyarah akan wujud dalam kehidupan kita ini, maka tujuan dakwah ini untuk menghadirkan agama secara sempurna dalam kehidupan kita ini.

Hadirin yang di mulikan Allah kita tidak akan mampu unutk mengajak orang kafir ke pada islam kalau syariat islam secara keseluruhan tidak ada dalam kehidupan kita, maka hadir wujudkan kehidupan islam kepada orang beriman terlebih dahulu maka kita nanti bisa mengajak orang kafir untuk masuk islam, tapi islam sendiri tidak wujud dalam orang islam sendiri bagaimana kita bisa mengajak orang lain, maka tujuan dakwah ini kita mengajak orang islam mau menghadirkan kehidupan islam dalam ummat islam itu sendiri karena kalau islam tidak wujud dalam setiap aspek kehidupan dalam muamalah, muasyarah.

Hadirin yang di muliakan Allah islam tidak hanya dalam ibadah sholat saja, puasa zakat saja, tidak, tapi dalam bermuamalah, muasyarah, akhlak. Hadirin yang di muliakan Allah, Allah telah firmankan intattaqulAllaha,.,.,kalau kamu betul - betul bertaqwa kepada Allah bukan taqwa terhenti dalam sholat saja, tapi taqwa dalam muamalah, muasyarah, akhlak, kalau ada ketaqwaan baru ada pembeda antara kita dengan orang kafir, jadi kita bisa membedakan mana kehidupan orang kafir mana kehidupan orang islam, kita bisa membedakan.

Hari ini kita tidak bisa membedakan perkawinan orang islam dengan orang kafir sama, begitu juga dalam perdagangan, tidak ada furqon, nggak ada pembeda antara orang islam dengan orang kafir karena tidak ada ketaqwaan dalam muasyarah, muamalah mereka.

Maka hadirin yang di muliakan Allah, kekhususan dalam ini dakwah adalah untuk mewujudkan islam dalam kehidupan kita, diawali dalam ketaqwaan dengan dakwah iman, kita akan kuat ketaqwaan akan kuat, sehingga nanti akan ada dalam kehidupan kita aspek - aspek kehidupan kita ada hukum - hukum Allah SWT.

Hadirin dimuliakan Allah, sekarang hari ini apa itu islam, yang ingin kita hadirkan islam secara sempurna dalam kehidupan. Hadirin yang di muliakan Allah SWT, Nabi telah sabdakan islam di bangun atas lima pondasi, lima azas yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, yang lima ini rukun islam, ini adalah pondasi dari pada islam, lantas bangunannya itu apa, islam di bangun atas lima pondasi sekarang, islamnya itu apa, jadi yang lima ini belum islam secara sempurna, pondasi islam manakalah ada satu bangunan, kalau hanya pondasi saja tanpa ada bangunan maka itu bukan bangunan namanya, kita tidak bisa tidur, tidak buang air, tidak bisa berbuat apa – apa, atau kita bangun bangunan tanpa pondasi akan roboh dengan cepat.

Maka hadiri kita perlu azas yang kuat pondasi yang kuat lima tadi rukun islam, tapi bangunannya itu apa, maka Beliau katakan bangunan yang di bangun atas lima pondasi adalah muasyarah, muamalah dan akhlak. Hadirin yang di muliakan Allah SWT, kalau yang tiga ini muamalah, muasyarah, akhlak tidak ikut cara Nabi SAW maka kita tidak akan mampu untuk menarik orang kafir kedalam islam, jadi orang kafir tidak melihat keindahan islam, dengan pondasi yang kita miliki yang kuat tidak ada keindahan islam, orang kafir tidak akan tertarik. Justru orang lain tertarik kepada islam ini ketika islam yang pondasi yang kuat dibangun diatasnya muamalah, muasyarah, akhlak yang caranya di ajarkan Nabi kita Muhammad SAW.

Jadi hadirin yang di muliakan Allah SWT, banyaknya orang kafir yang masuk islam berbondong - bondong di zaman Nabi Muhammad SAW karena yang tiga tadi. Islam betul - betul mereka amalkan dalam muasyarah mereka, muamalah mereka, dan juga dalam akhlak mereka.

Tawanan - tawanan perang dibawa ke kota madinah diikat di mesjid nabawi tapi ketika waktu makan maka para Sahabat ra mengambil masing - masing tawanan, maka mereka makan bersama, bahkan Sahabat Nabi lebih mengutamakan musuh Nabi dari pada para Sahabat, padahal mereka ini orang musyrik, orang kafir, sampai - sampai para tawanan merasa malu orang islam sendiri, belum makan kok saya makan terlebih dahulu. Tapi hadirin begitu terkesannya para tawanan melihat muasyarahnya para Sahabat Nabi, tangan yang memegang pedang di medan peperangan tapi kok sekarang mengambil makanan, bahkan menyerahkan makanan kepada musuh, sehingga mereka semuanya masuk islam karena muasyarah yang baik dari pada Sahabat ra.

Begitu juga Beliau menceritakan sekali, Saydina Ali ra pergi ke pasar, melihat seorang yahudi, ini baju besi yang di pakai orang yahudi adalah milik saya yang sudah lama hilang, maka Saydina Ali katakan, wahai yahudi ini milik saya, kata yahudi bukan ini milik saya, akhirnya dua - duanya pergi ke mahkamah. Masuk kemahkamah, dan hakim waktu itu Syuraij yang di lantik Saydina Ali sendiri, bukan dari khalifah sebelumnya, tidak, maka melihat Saydina Ali datang, Syuraij bangun dari bangkunya, ada apa amirul mukminin, apa yang saya bisa bantu berkhidmad, dia pun mempersilahkan Saydina Ali untuk duduk di bangkunya, dia pun duduk di bawah, Saydina Ali katakana, tidak wahai Syuraij kamu tetap duduk di bangku kamu dan saya tetap duduk di bawah bersama orang yahudi, karena di perintahkan amirul mukminin maka dia pun taat. Lalu apa yang terjadi wahai amirul mukminin, maka Saydina Ali katakana, ini saya lihat orang yahudi ada baju besi, ini milik saya, kata orang yahudi tidak, ini milik saya. Maka sesuai dengan hukum islam bagi orang mudda itu harus ada saksi, maka kata Syuraij wahai Ali apakah ada saksi bahwasanya itu milik kamu, maka kata Ali ada, anak saya, maka kata Syuraij tidak bisa persaksian seorang anak kepada seorang ayah tidak bisa, hai Syuraij apakah kamu tidak tahu ini Hasan dan Husin adalah penghulu surga sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad SAW, Syuraij katakan betul, tapi dalam hukum islam orang yang mengakui itu miliknya harus punya saksi cari orang lain. Waktu saydina ali tidak mendapatkan orang lain sesuai dengan hukum islam Syurij memutuskan bahwa baju besi itu milik orang yahudi, tadi yahudi itu heran ada keraguan sebelumnya dia masuk ke dalam mahkamah islam, hakimnya sendiri dipilih oleh Saydina Ali dan dia amirul mukminin, tentu dia akan kalahkan saya, tetapi melihat keputusan Syuraij bahwasnya tidak ada saksi yang di miliki Saydina Ali selain anaknya saja akhirnya keputusan baju besi tersebut milik orang yahudi tadi, langsung orang yahudi tertegun dan heran ini adalah sesuatu yang dibawa oleh para anbiya as hukum dari langit, yang di bawa oleh para anbiya, maka akhirnya itu yahudi mengucapkan syahadat dan yahudi mengatakan wahai Ali betul ini baju besi milik kamu.

Jadi hadirin masuknya orang kafir kedalam islam kapan, ketika ada muamalah yang benar dalam kehidupan orang islam tadi sehingga dia tertarik masuk islam karena ada muamalah yang baik. Jadi hadirin yang dimuliakan Allah SWT, kita ini ingin membawa islam kepada orang kafir tapi bagaimana caranya wujudkan islam secara sempurna baik dalam imaniyah, ibadiyah, muamalah, muasyarah, akhlak ikut cara Nabi Muhammad SAW maka itu adalah kekhususan dakwah. Kalau lima itu telah wujud dalam diri kita secara sempurna kita akan membawa orang lain kedalam islam sangat mudah tapi hari ini tiga ini telah hilang dalam kehidupan orang beriman muamalah, muasyarah, akhlak dengan cara Nabi telah kita tinggalkan sehingga tidak ada beda antara kita dengan orang kafir.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT kalau hanya islam kita bawa untuk kita sendiri, sementara islam tidak kita bawa kepada orang - orang lain dan ummat islam ada pegawai, petani, pedagang dan sebagainya, jadi kalau islam tidak ada dalam lapangan - lapangan kehidupan yang lain, islam yang sempurna tidak akan datang dalam kehidupan maka nusratullah juga tidak akan datang, dan kita tidak akan mampu menarik orang lain untuk masuk islam, maka itu hadirin yang di maksud dengan gerak kita ini adalah di samping untuk membawa islam dalam kehidupan kita itu sendiri dan bagaimana juga islam ada dalam kehidupan saudara - saudara islam kita lainnya yang bekerja dalam lapangan kehidupan mereka, karena Nabi kita Muhammad SAW telah memberi perumpamaan bahwasanya perumpamaan ini ummat secara keseluruhan yang taat atau pun yang tidak taat seperti orang yang berada dalam satu kapal sebagian di atas kapal, sebagian di bawah, bahkan sekiranya bagian bawah memerlukan air, dia lobangi itu kapal, sementara yang lain membiarkan, maka yang tenggelam bukan hanya bagian bawah saja, semua akan tenggelam, tapi kalau bagian atas itu memberikan teguran, larangan, bantuan, sehingga nanti tidak akan tenggelam, ummat nantinya akan selamat semuanya tidak akan tenggelam.

Maka hadirin yang dimulikan oleh SWT, Beliau katakan ini amal - amal istimai, kerja dakwah, bukan amal infirodi, karena kalau kerja hanya untuk sebagian - sebagian orang itu akan wujud dalam kehidupan dia saja, orang lain tidak hidup, jadi kefahaman bahwasanya dakwah amal istimai inilah amal infirodi bahwasanya seseorang oh inikan hanya untuk sebagian saja, dakwah ini, maka kefahaman ini menyebabkan orang islam pindah kepada agama yang lain. Begitu juga hadirin agama yang sempurna tidak akan wujud dalam kehidupan, maka untuk itulah kerja dakwah amal istimai, kerja setiap individu, setiap orang islam tanggung jawab, setiap orang islam satu orang muslim bertanggung jawab untuk semua orang islam sedunia dan seluruh orang islam bertanggung jawab untuk memperbaiki satu orang islam yang lain jadi ini amal istimai.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT selama orang islam itu bergerak dan bergerak dia akan suci dalam jasad akan bersih dan akan membersikan orang lain seperti air yang mengalir selama air itu terus mengalir dia akan suci dalam jasad tidak akan mengotori bahkan aliran akan membawa kebaikan orang lain, sama dengan dakwah ini selama orang islam bergerak membawa dirinya dan membawa islam kepada orang lain juga sehingga kesucian ummat islam akan dijaga oleh Allah SWT.

Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT dan ini yakin kita azas islam akan mudah diamalkan kalau ada suasana mahol, jadi orang akan terkesan kalau ada suasana, sehingga dikatakan Nabi kita Muhammad SAW begitu dahsyatnya ujian menjelang hari kiamat, satu orang beriman, paginya beriman sore sudah kafir, sore dia beriman pagi dia sudah kafir karena suasana begitu, makanya diperlukan kita keluar di jalan Allah SWT hidup dalam suasana iman pembicaraan iman dan sebagainya untuk merubah yakin kita dan cara hidup kita. Bukan untuk kita saja, kita pergi ketempat orang lain untuk merubah kehidupan mereka jadi sebagimana Bawa ra, dia berdakwah pagi hari, sore hari sudah beriman orang satu kampong, jadi orang kafir terkesan apalagi orang beriman jadi kalau kita berdakwah hari ini maka betul - betul orang islam akan terkesan dengan dakwah kita ini.

Jadi Beliau katakan Nabi kita Muhammad SAW membentuk setiap seorang Sahabat untuk menjadi seorang dai. jadi setiap seorang Sahabat masuk islam langsung jadi dai. Maka hari ini perkara tersebut sudah hilang dalam pemikiran kita, sudah sepertinya hilang. kita tidak faham bahwasanya tugas dakwah adalah kewajiban kita, maka dengan pertemuan ini kita niatkan mulai sekarang bahwasanya saya akan jadikan dakwah sebagai maksud hidup saya.

Dan sekarang pak berikan namanya masing – masing, 4 bulan keluar dijalan Allah sebentar, ini tertib yang akan dijelaskan, yang sudah duduk dulu, yang belum berikan nama saja.

Copyright © Juni 2010, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Maulana Saad Ijitima' Malaysia

Setiap manusia diatas mukabumi ini berusaha. Setiap orang yang berusaha akan mendapat keyakinan atas apa yang diusahakan. Seorang petani yang usaha atas pertanian maka akan dapat keyakinan atas pertaniannya. Seorang peniaga yang usaha atas perniagaan maka akan dapat keyakinan untuk dapat sesuatu dari perniagaannya. Seorang pemerintah yang ada keyakinan atas pemerintahannya, yang usaha atas kuasanya maka akan datang keyakinan atas kuasanya. Setiap orang berusaha dan dalam hati mereka ada keyakinan atas usaha yang mereka telah lakukan.




Hari ini usaha atas agama telah ditinggalkan, usaha atas iman telah ditinggalkan oleh manusia. Oleh kerana itu, keyakinan atas agama telah keluar daripada hati manusia. Hari ini agama telah jadi satu benda yang ikhtiar dan infradi[1], satu benda pilihan dan bersifat peribadi. Sedangkan agama adalah bersifat ijtimai[2]. Asalnya agama bersifat ijtimai dan umum. Agama perlu diamalkan secara ijtimai. Oleh kerana tiada usaha atas agama, maka dari hati orang Islam sendiri telah tidak ada keyakinan pada agama. Telah tidak ada penggantungan pada agama bahawa dengan agama kita akan dapat kejayaan. Punca utama ialah kerana usaha agama telah ditinggalkan.




Allah s.w.t telah janjikan hidayah dengan usaha mereka yang bermujahadah, berusaha dan bersusah payah. Usaha yang macam mana? Maulana kata ada banyak cara usaha tetapi usaha yang dikehendaki ialah usaha yang mengikut kehendak Allah s.w.t dengan cara yang telah dibuat oleh Nabi s.a.w. Usaha yang mana Nabi s.a.w telah bangunkan sahabat-sahabat. Usaha yang mana Nabi s.a.w telah sediakan sahabat-sahabat. Melalui usaha itu, agama akan datang dalam kehidupan kita. Kita kena yakin dalam hati kita, bahawa satu-satunya cara yang pasti untuk dapat hidayat daripada Allah s.w.t adalah dengan perantaraan usaha dakwah illallah. Usaha tersebut hendaklah dijalankan dengan cara yang telah dibuat oleh Nabi s.a.w. Kita kena buat usaha dengan cara yang dikehendaki oleh Allah s.w.t yang telah ditunjukkan oleh Nabi s.a.w. Kita kena pasak dalam hati kita bahawa hanya dengan usaha yang dibuat oleh Nabi s.a.w dan sahabat-sahabat sahaja agama akan datang dalam kehidupan kita dan seluruh umat. Tidak ada cara lain. Usaha yang dibuat bukan dengan cara Nabi s.a.w dan sahabat, maka bukan agama yang akan datang tetapi di khuatiri kesesatan/fitnah yang akan datang. Dengan cara lain hidayat tidak akan datang.




Kalau dimana-mana disudut dalam hati kita ada sedikit keraguan, kita fikir dalam banyak-banyak usaha ini adalah salah satu usaha, dengan cara lain pun boleh dapat hidayat, kalau ada perasaan macam ini, tidak ada yakin dalam hati, maka dia tidak akan dapat hidayat. Allah s.w.t telah beritahu dengan sungguh-sungguh, mereka yang bermujahadah/bersusahpayah dengan cara yang Kami kehendaki, pasti dan pasti Kami akan bagi hidayah padanya. Kita kena ada keyakinan 100% bahawa bila buat usaha dengan cara yang dikehendaki oleh Allah s.w.t, dengan cara Nabi s.a.w dan sahabat-sahabat, maka pasti hidayat akan datang. Usaha ini perlu dibangunkan secara ijtimai dalam umat ini barulah hidayat akan datang daripada Allah s.w.t.




Yakin akan datang dalam hati kita hanya dengan perantaraan dakwah. Agama akan datang dalam diri manusia hanya dengan perantaraan yakin. Maulana Ilyas rah. kata inilah jalannya untuk bina yakin, untuk bentuk yakin. Dengan perantaraan dakwah yakin akan dapat diubah, yakin akan dapat dibaiki. Inilah langkah yang pertama dalam usaha kita dan usaha semua nabi-nabi a.s iaitu untuk betulkan yakin. Bagaimana yakin dapat dibetulkan sehingga dalam hati kita tidak ada keyakinan selain daripada Allah s.w.t. Dalam hati ada keyakinan bahawa segala sesuatu hanya berlaku dengan kudrat Allah s.w.t, semua berlaku dengan perintah Allah s.w.t. Setiap perkara yang telah berlaku, akan berlaku, semuanya berlaku kerana perintah Allah s.w.t. Ini perkara yang paling asas. Ini perkara yang paling penting yang mana semua orang Islam kena faham. Kita kena rasa inilah keperluan yang paling penting. Inilah tanggungjawab yang pertama. Inilah tugas pertama kita iaitu untuk betulkan yakin. Yakin yang betul dalam hati dan bulat hanya pada Allah s.w.t.




Maulana Ilyas rah[3]. begitu berhati-hati dalam perkara ini. Satu orang telah berkata ‘secara kebetulan benda ini berlaku’. Maulana Ilyas rah. sangat marah. Macam mana boleh kebetulan berlaku. Ini perkataan orang yang tidak percaya pada tuhan. Dengan kehendak Allah s.w.t semua berlaku. Dengan perintah Allah s.w.t perkara ini telah berlaku. Untuk betulkan yakin kita, pertama sekali kena betulkan percakapan kita, kena betulkan fikir kita. Dalam kehidupan kita 24 jam tidak ada satu perkataan pun yang keluar dari mulut kita yang bertentangan dengan kalimah lailahaillallah. Fikir kita, percakapan kita, pandangan kita, tidak ada sedikit pun yang bertentangan dengan kalimah lailahaillallah. Hari ini, dari pagi sampai petang, siang dan malam, percakapan kita, fikir kita, pendengaran kita, semua bertentangan dengan kalimah lailahaillallah. Dalam keadaan macam ni, bagaimana yakin kita boleh betul?




Pertama sekali kita kena betulkan percakapan kita, fikir kita dan setiap orang Islam kena fikir ini kerja dia dan tanggungjawab dia. Setiap hari pergi jumpa manusia, cakap tentang kebesaran Allah, cakap tentang kehebatan Allah, cakap tentang kalimah lailahaillallah. Hari ini timbul salah faham dalam diri orang Islam sendiri, kita menyangka dakwah iman, dakwah kalimah adalah untuk orang kafir, bukan untuk orang Islam. Kenapa saya perlu dakwah kalimah sedangkan saya sudah Islam? Dalam Quran Allah s.w.t telah terangkan bahawa orang yang paling berhak atas kalimah adalah orang Islam. Tuanpunya kalimah ini ialah orang yang beriman. Dalam Quran, Allah s.w.t telah perintah orang yang beriman supaya berterusan beriman pada Allah s.w.t. ‘Wahai orang-orang yang telah beriman, berimanlah kamu’. Yakni kamu kena usaha atas iman kamu sehingga dapat datang agama yang sempurna dalam kehidupan kamu. Keseluruhan hidup kamu mengikut hukum ahkam Allah s.w.t. Usaha atas iman ini adalah perintah Allah s.w.t.




Nabi s.a.w telah perintahkan para sahabat r.a mentajdidkan iman mereka. Walaupun sahabat mempunyai iman macam gunung, masih lagi nabi s.a.w menyuruh mereka mentajdidkan iman mereka. Usaha atas kalimah adalah keperluan orang Islam, bukan untuk orang kafir. Kena usaha atas iman sehingga dapat hasilkan iman yang mantap, iman yang kuat, iman yang sempurna pada Allah s.w.t sehingga keseluruhan agama dapat datang dalam kehidupan. Seluruh Quran telah datang dalam kehidupan sahabat r.a dengan perantaraan yakin. Sahabat kata, ‘kami belajar iman sebelum kami belajar Quran’. Mereka betulkan yakin mereka, dan keseluruhan Quran telah dapat mereka amalkan dalam kehidupan.




Perkara pertama yang kita dan seluruh umat kena faham bahawa kita perlu usaha atas iman. Inilah tanggungjawab saya, inilah kefarduan atas diri saya. Untuk betulkan iman saya, untuk betulkan yakin saya, saya kena lapangkan masa jumpa manusia untuk cakap tentang kalimah lailahaillallah, cakap tentang mahfum kalimah. Saya kena pergi rumah ke rumah jumpa manusia. Dalam percakapan, dalam muzakarah, dalam perbincangan, 24 jam, saya tidak boleh cakap perkataan yang bertentangan dengan kalimah lailahaillallah. Kita kena cakap tentang kalimah ini lagi dan lagi sebagaimana sahabat-sahabat telah buat. Sahabat telah pegang tangan sahabat yang lain, duduk sama-sama, mereka berbincang tentang iman, tentang kebesaran Allah, tentang kudrat Allah s.w.t. Kita kena rasa ini tanggungjawab kefarduan atas diri saya.




Dalam kalimah ini, pertama sekali kita kena nafi. Kita kena nafikan selain dari Allah, semuanya tak boleh buat apa-apa, yang berkuasa hanya Allah s.w.t. Tujuh petala bumi, tujuh petala langit, dari sebesar makhluk hinggalah sekecil makhluk, semuanya tidak boleh buat apa-apa, tidak ada kuasa untuk bagi menafaat atau mudharat. Yang berkuasa hanya Allah s.w.t. Sebagaimana Nabi Ibrahim a.s telah nafikan segala-galanya, telah nafikan benda-benda yang bergerak, nafikan bintang, nafikan bulan, nafikan matahari, juga nafikan benda yang tidak bergerak, nafikan berhala-berhala. Beliau telah pecahkan berhala-berhala tersebut. Beliau telah nafikan segala-galanya. Beliau telah mentauhidkan Allah s.w.t. Beliau telah hadapkan tawajjuh beliau hanya pada Allah s.w.t. Beliau bukan hanya kata dengan lidah, bahkan beliau telah buktikan dengan amalannya. Pada ketika beliau hendak dicampak ke dalam api oleh Namrud, maka malaikat Jibrail a.s telah bawa malaikat yang jaga air, malaikat yang jaga gunung untuk bantu Ibrahim a.s tetapi pada ketika itu beliau tidak jadikan malaikat-malaikat sebagai perantaraan. Beliau telah berpaling dari malaikat, beliau tidak berhajat pada malaikat. Beliau tidak letak apa pun antara beliau dengan Allah s.w.t. maka bantuan Allah telah datang secara langsung kepada Ibrahim a.s. Tanpa asbab, Allah s.w.t bantu Ibrahim a.s. Allah s.w.t perintah api supaya jadi selamat dan sejahtera untuk Ibrahim a.s.




Inilah perkara yang kita hendak belajar dari kisah Ibrahim a.s bahawa kita tidak boleh letak apa-apa antara kita dengan Allah s.w.t. Keyakinan kita hanya pada Allah s.w.t. Hari ini, secara umumnya di seluruh dunia telah berlaku salah faham yang amat besar dikalangan orang Islam kerana mereka telah letakkan antara mereka dengan Allah s.w.t, asbab-asbab kebendaan dunia. Maulana Yusuf rah.[4] kata syarat pertama untuk seseorang itu ambil faedah daripada kudrat Allah s.w.t, daripada khazanah Allah s.w.t, dia kena buang langsung, tidak ada sedikit pun dalam hati dia keyakinan pada asbab kebendaan. Dia kena bersihkan keyakinan hati dia selain dari Allah s.w.t. Hari ini, orang Islam cuba ambil faedah daripada kudrat Allah s.w.t untuk selesaikan masalah dengan perantaraan benda dunia. Maulana Yusuf rah. kata orang kafir pun buat, orang kafir pun pandai, orang kafir pun tahu iaitu ambil faedah dari khazanah Allah s.w.t melalui benda-benda dunia.




Allah s.w.t pencipta, Allah s.w.t pemberi rezeki tetapi orang kafir letak benda-benda asbab antara mereka dengan Allah s.w.t. Hari ini, orang Islam letak kedai, letak kilang, letak wang ringgit sebagai perantaraan untuk dapat daripada Allah s.w.t. Sebenarnya, untuk dapat secara langsung daripada khazanah Allah s.w.t, adalah dengan perantaraan amal, bukan asbab. Perkataan yang keluar dari mulut orang Islam sendiri yang mengatakan dunia darul asbab, untuk dapat dari Allah s.w.t kena ada asbab. Ini tidak betul. Maulana Yusuf rah. kata syarat untuk dapat faedah/bantuan daripada Allah s.w.t kena buang asbab dari hati. Kena keluarkan keyakinan asbab dari hati.




Ini perkara yang penting yang kita kena usaha, kena sedar, kena faham, kita perlu usaha atas iman agar datang dalam hati keyakinan yang bulat hanya pada Allah s.w.t. Percakapan kita mestilah percakapan yang mengagungkan Allah s.w.t. Percakapan tentang kehebatan Allah s.w.t. Perkara ini sangat penting sehingga baginda Rasulullah s.a.w sendiri, seorang nabi, bila ditanya tentang ashabul kahfi, maka nabi s.a.w telah kata baginda akan bagi jawapan esok. Baginda terlupa hendak kata insya’Allah. Maka 15 hari wahyu tidak turun. Selepas 15 hari baru wahyu turun. Allah s.w.t tegur nabi s.a.w kerana tidak kata insya’Allah, iaitu ‘sekiranya diizinkan oleh Allah, saya akan jawab’. Begitu sekali kita kena jaga percakapan kita. Setiap perkara yang berlaku, akan berlaku, telah berlaku, semuanya dinisbahkan hanya pada Allah s.w.t. Semua berlaku dengan kehendak Allah s.w.t. Inilah usaha yang pertama yang kita kena buat, cakap kebesaran Allah.

Pertama, kita perlu meyakini yang berkuasa hanya Allah s.w.t. Kedua, cara untuk dapat daripada Allah s.w.t hanya dengan cara Nabi, muhammadurrasulullah. Makna beriman pada Rasulullah s.a.w ialah kita meyakini akan segala apa yang dikhabarkan oleh Nabi s.a.w. Nabi s.a.w menyampaikan kepada kita janji-janji Allah, perkara-perkara yang ghaib, tentang syurga, neraka, akhirat. Bila kita meyakini janji-janji Allah s.w.t tersebut, meyakini segala apa yang dikhabarkan oleh Nabi s.a.w, semata-mata percayanya kita pada Nabi s.a.w, itu adalah iman. Tanpa perkara ini, iman kita tidak sempurna. Syarat untuk iman kita diterima oleh Allah s.w.t., syarat untuk kesempurnaan iman ialah kita kena meyakini 100% segala yang dikhabarkan oleh Nabi s.a.w pada kita walaupun kita tidak nampak. Di zaman Nabi, sahabat, orang kafir dan orang musyrik semua dengar perkataan nabi. Sahabat dengar perkataan nabi dengan penuh yakin. Benarlah kata-kata Allah dan Rasul. Orang musyrik dengar tetapi mereka kata, apa yang terjadi semua tipu belaka.




Bila berlaku sesuatu keadaan, orang beriman lihat pada janji Allah akan tetapi orang munafik bila berlaku sesuatu keadaan, mereka lihat pada keadaan tersebut, mereka tidak lihat pada janji Allah. Dalam perang Khandak, bila berlaku tekanan, orang beriman lihat pada janji Allah. Mereka yakin 100% apa yang Allah dan Rasul janji. Orang munafik dalam syak. Mereka tidak yakin bahkan mereka kata ini semua tipudaya belaka. Hari ini pun, orang Islam diseluruh dunia, bila berlaku keadaan, ramai orang Islam yang lemah iman, mereka mula sangsi dan syak pada janji Allah s.w.t. Sebagaimana orang munafik lihat apa yang berlaku pada sahabat dalam perang Khandak, mereka syak dan kata macam-macam, mereka kata janji Nabi s.a.w tidak betul. Orang beriman, apa pun keadaan yang berlaku, yakin dia 100%, tidak ada sedikit pun keraguan atas apa yang Allah dan Rasul telah janjikan. Sahabat-sahabat telah diuji atas keimanan mereka, diuji atas keyakinan mereka pada nabi s.a.w. Ujian yang pelik-pelik.




Satu ketika, Nabi s.a.w telah beli seekor kuda daripada seorang arabi. Akad telah berlaku. Telah berlaku jual beli cuma pada ketika itu Nabi s.a.w tidak bawa duit. Nabi s.a.w ajak arabi itu ikut baginda untuk pergi ambil duit. Dua-dua pihak telah bersetuju. Dalam perjalanan, ada satu orang tawarkan pada arabi itu untuk beli kuda tersebut. Setelah berbincang, arabi itu bersetuju untuk jual kuda pada orang kedua. Dia kata, ‘wahai Muhammad, kamu nak beli kuda ni?’ Nabi s.a.w kata, ‘aku dah beli kuda itu, kita sudah bersetuju’. Arabi tu kata, ‘aku tak jual pun lagi kuda ni pada kamu’. Dia telah nafikan kata-kata Nabi s.a.w. Arabi tu kata, ‘kalau betul kata-kata kamu, bawakan saksi, tiada siapa pun lihat akad jual beli tersebut’. Satu orang sahabat, Huzaimah bin Sabit, lalu di situ dan dia kata aku sedia jadi saksi. ‘Aku bersaksi bahawa baginda s.a.w telah beli kuda kamu’. Rasulullah s.a.w tanya pada Huzaimah, ‘kenapa kamu berani jadi saksi atas perkara yang kamu tidak lihat’. Huzaimah kata, ‘wahai Rasulullah, kamu telah beritahu pasal syurga, neraka, mizan, mahsyar, kubur, kehidupan selepas mati, semua itu kami tidak nampak, tetapi kami yakin 100% apa yang telah nabi kata. Takkanlah perkara yang kecil macam ini kami tidak boleh percaya’. Begitu sekali yakin para sahabat kepada Nabi s.a.w. Sejak dari itu, Nabi s.a.w kata kekuatan saksi Huzaimah sama dengan dua orang.




Inilah usaha yang kita kena buat. Jalan untuk dapat iman, yakin yang sempurna pada Allah dan Rasul. Pertama, hanya Allah yang berkuasa, hanya Allah yang buat segala-galanya. Kedua, caranya ialah cara Rasulullah. Tiada cara lain untuk kita ambil dari Allah hanya dengan cara perantaraan amal Nabi s.a.w. Hari ni, orang-orang Islam telah mengganggap bahawa cara untuk dapat dari khazanah Allah adalah dengan perantaraan asbab, dengan perantaraan makhluk, benda-benda dunia. Mereka jadikan kedai mereka, ladang mereka, sebagai perantaraan untuk dapat dari Allah padahal dalam asbab, dalam benda-benda tidak ada janji Allah. Janji Allah s.w.t semata-mata di dalam amal dengan cara muhammadurrasulullah.




Allah s.w.t telah ciptakan asbab untuk manusia sebagai imtihan, sebagai ujian bagi manusia. Allah s.w.t hendak tengok hamba-hambanya adakah mereka datang kepada Allah dulu atau pergi pada asbab dulu. Allah hendak tengok, bila kita ada masalah atau mengalami sesuatu keadaan maka kita pergi pada Allah dulu, kita tawajjuh pada Allah dan kita guna cara yang Allah telah beri, cara yang mana ada janji Allah dengan perantaraan amal. Dengan perantaraan amal segala masalah kita akan diselesaikan oleh Allah s.w.t. Kalau satu orang telah pergi pada asbab dulu, tidak pergi pada Allah s.w.t terlebih dulu, maknanya dia telah utamakan asbab dan Allah s.w.t tidak akan selesaikan masalah dia.




Hari ini, orang Islam fikir, kita boleh buat asbab cantik-cantik, tanggungjawab untuk usaha atas asbab, yang sempurnakan Allah s.w.t. Usaha atas kedai, usaha atas ladang, usaha atas kilang dan kedepankan pada Allah s.w.t. ‘Aku sudah usaha, Engkau bagilah rezeki’. Itu bukan caranya. Caranya ialah dengan amal, dengan perantaraan solat, perantaraan doa, dengan perantaraan amal kita kedepankan pada Allah s.w.t maka bantuan Allah s.w.t akan datang pada kita. Sebagaimana sahabat-sahabat, bila mereka menghadapi sesuatu keadaan, mereka akan kedepankan amal, mereka dahulukan amal daripada asbab. Hari ini kita buat asbab dahulu, bila asbab tidak berjaya, selepas itu baru minta dengan Allah s.w.t. Sahabat pergi pada Allah s.w.t dahulu. 2 keadaan berlaku samada Allah s.w.t bagi bantuan pada mereka dengan amal mereka tanpa perlu pergi pada asbab iaitu tanpa asbab Allah s.w.t bantu mereka dan kadang-kadang Allah s.w.t bagi bantuan dengan perantaraan asbab. Sahabat buat amal dan juga asbab tetapi mereka dahulukan amal.




Perkara ini kita kena cerita lagi dan lagi. Bantuan ghaib Allah s.w.t pada sahabat dan bantuan ghaib Allah s.w.t pada nabi-nabi dan rasul-rasul. Ini bukan semata-mata sejarah. Hari ini kita baca, kita tulis kisah nabi sebagai satu sejarah sedangkan kisah nabi-nabi, kisah rasul, bantuan ghaib Allah s.w.t pada nabi dan rasul, bantuan ghaib Allah s.w.t pada sahabat, perkara ini dituntut untuk dicerita lagi dan lagi untuk bentuk iman kita. Dalam Quran Allah s.w.t cerita kisah nabi-nabi pada Rasulullah s.a.w. Allah berfirman, ‘Kami ceritakan pada kamu kisah nabi-nabi dahulu yang akan memantapkan hati kamu’. Allah perintahkan nabi s.a.w ceritakan pada sahabat. Perlu dicakap lagi dan lagi dalam dakwah kita supaya timbul dalam hati kita keyakinan pada bantuan Allah.




Hari ini orang kata mereka sahabat, mereka dapat bantuan kerana mereka sahabat nabi, kita bukan sahabat, kita kena guna asbab, kita kena usaha atas asbab. Sahabat dapat bantuan Allah s.w.t kerana amal yang diyakini. Janji bantuan Allah s.w.t terbuka hingga hari kiamat. Bukan khas untuk sahabat-sahabat sahaja. Allah s.w.t berfirman dalam Quran,‘Kami pasti dan pasti akan bantu rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada hari akhirat’. Allah s.w.t telah berjanji untuk bantu orang-orang yang beriman. Bantuan Allah s.w.t bukan khusus untuk para sahabat sahaja. Janji Allah s.w.t untuk setiap orang beriman hingga hari kiamat. Jika kita dapat wujudkan amal yang sama yang telah wujud dalam diri sahabat, kita juga akan dapat bantuan secara langsung daripada Allah s.w.t sebagaimana sahabat-sahabat.




Dalam hadith diberitahu, satu orang beriman hari ini sama dengan 10 orang sahabat dan ganjaran untuk satu orang beriman hari ini sama dengan 50 orang sahabat. Sahabat tanya, ‘adakah 50 orang dikalangan mereka?’ Nabi s.a.w jawab, ‘tidak, sama dengan 50 orang dikalangan kamu’.




Satu orang yang terima bantuan ghaib daripada Allah s.w.t di dunia, ini bukanlah maksud. Maksud amal ialah untuk dapat keredhaan Allah s.w.t. Tanda sempurna iman seseorang itu bukanlah sebab dia dapat bantuan ghaib Allah s.w.t. Nabi s.a.w ditanya, ‘apa tanda iman?’. Nabi tidak kata tanda iman ialah bila seseorang itu dapat bantuan ghaib daripada Allah s.w.t. Nabi kata, tanda iman ialah bila buat amal baik kamu rasa gembira, dan bila buat benda yang buruk kamu rasa sedih. Kita kena cerita tentang iman dan cerita tentang tanda-tanda iman.

Satu kumpulan sahabat telah datang jumpa Nabi s.a.w. Mereka kata dalam diri mereka ada 15 sifat. 5 perkara yang kamu perintah kami beriman dengannya. 5 perkara yang kamu perintah kami beramal dengannya. 5 perkara yang telah ada dalam diri kami sejak zaman jahiliyah lagi.




5 perkara yang kamu perintah kami beriman:

§ beriman kepada Allah dan Rasul

§ beriman kepada malaikat

§ beriman kepada kitab-kitab

§ beriman kepada hari akhirat

§ beriman kepada takdir




5 perkara yang kamu perintah kami beramal:

§ kalimah lailahaillallah muhammadurrasulullah

§ solat

§ zakat

§ puasa di bulan Ramadhan

§ haji




5 perkara yang sedia ada dalam diri kami:

§ sabar ketika susah

§ syukur ketika senang

§ redha dengan keputusan Allah

§ berani berhadapan dengan musuh

§ bila musuh ditimpa kesusahan, kami tidak gembira musibah yang menimpa mereka




Nabi s.a.w kata mereka ini adalah orang-orang yang faqih. Faqih ialah orang yang mempunyai kefahaman yang sempurna tentang agama. Nabi s.a.w telah iktiraf mereka sebagai fuqaha, udabaq. Maulana kata, kalau kamu mahir macam mana pun dalam bahasa arab, kamu tidak boleh sampai ke tahap kemahiran Abu Jahal. Nabi s.a.w kata mereka ini faqih, fuqaha, udabaq. Kalau pintu kenabian masih terbuka, mereka ini layak untuk jadi nabi kerana ketinggian sifat yang mereka miliki. Ini sifat-sifat yang patut ada pada setiap orang beriman. Sifat orang beriman, sabar dan syukur. Keseluruhan sifat iman terkumpul dalam 2 perkara ini. Satu orang yang mempunyai sifat sabar dan syukur yang sempurna pada Allah s.w.t maka dia ialah seorang yang mempunyai iman yang sempurna pada Allah s.w.t. Ini tanda iman.




Hari ini kita faham sabar itu ialah bila satu orang dipukul, dia tahan atas pukulan tersebut, maka dia orang yang sabar. Satu orang yang dapat nikmat, dapat kesenangan maka dia kata dia bersyukur pada Allah s.w.t. Kedua-dua ini bukan syukur dan bukan sabar.




Sabar adalah kita menahan diri kita daripada perkara-perkara yang dilarang oleh Allah s.w.t.

Syukur adalah kita menggunakan diri kita menurut perintah/kehendak Allah s.w.t.




Walaupun tiada makanan untuk dimakan, tiada pakaian untuk dipakai, tiada duit untuk dibelanja, dia boleh jadi satu orang yang bersyukur pada Allah s.w.t apabila dia guna apa yang dia ada ikut kehendak dan perintah Allah s.w.t. Ibadat bukan balasan bagi nikmat. Satu orang yang dapat nikmat, sebagai balasan, dia beribadat pada Allah s.w.t. Ibadat adalah hak Allah s.w.t.




Iman adalah çtaat. Tanda iman dalam diri seseorang ialah dia ada sifat taat pada perintah-perintah Allah s.w.t. Ibadat adalah hak Allah s.w.t. Kalau seseorang itu, seumur hidup dia Allah s.w.t tidak bagi dia sesuap makanan, tidak bagi seteguk air pun, Allah tidak bagi apa-apa nikmat pun pada dia, pun dia tetap kena beribadat pada Allah s.w.t. Nikmat-nikmat dunia bukanlah balasan bagi ibadat kerana dunia ini begitu hina disisi Allah s.w.t. Dunia tidak layak jadi balasan untuk ibadat. Satu orang yang telah mati, minta izin dengan Allah s.w.t untuk kembali ke dunia untuk ucap satu subhanallah. Dia sanggup korbankan harta seluruh dunia untuk kembali dan buat satu amal, pun Allah s.w.t tidak terima. Ini menunjukkan seluruh dunia ini tidak ada nilai dibandingkan dengan satu subhanallah. Kalau seluruh manusia, semua taat perintah Allah s.w.t, beriman pada Allah s.w.t, beribadat pada Allah s.w.t dan Allah s.w.t tidak bagi apa-apa balasan di dunia, itu pun hak Allah s.w.t. Kalau seluruh manusia beribadat dan Allah s.w.t masukkan semua ke dalam neraka, itu pun hak Allah s.w.t. Tiada siapa pun ada hak untuk tanya Allah s.w.t, ‘kenapa?’ Ibadat adalah semata-mata hak mutlak Allah s.w.t dan setiap hamba Allah kena beribadat pada Allah s.w.t.




Apa yang kita faham ialah bila kita ditimpa musibah kita hendaklah bersabar, nanti bantuan Allah s.w.t akan datang. Bantuan Allah s.w.t tidak akan datang, keadaan tidak akan berubah melainkan dalam diri kita ada sabar dan taqwa. Kedua-dua sifat kena ada serentak. Kalau cuma hanya ada sabar, taqwa tidak ada, maka musibah yang datang disebabkan dosa-dosa yang kita telah lakukan, kesusahan tersebut tidak akan terangkat semata-mata hanya dengan bersabar. Sabar kena datang dengan taqwa. Dalam Quran, Allah sebut sabar dan taqwa sekali. Kedua-dua sifat kena ada dalam diri, barulah bantuan Allah s.w.t akan datang dan Allah s.w.t akan ubah keadaan.




Maulana Yusuf rah. bagi misal, satu orang sabar tanpa taqwa, seperti seorang pencuri kena tangkap. Polis pukul dia. Dia doa azab untuk polis. Azab Allah s.w.t tidak akan turun pada polis itu. Kenapa? Kerana pencuri tidak ada taqwa. Dia cuma sabar sahaja. Allah s.w.t tidak terima doa buruk dia pada polis. Untuk dapat bantuan Allah s.w.t, untuk Allah s.w.t ubah keadaan yang menimpa orang Islam kena ada sifat sabar dan taqwa.




Dalam Quran, Allah s.w.t cerita kisah Nabi Yusuf a.s. Seluruh kisah Nabi Yusuf a.s berkisar pada kedua-dua sifat sabar dan taqwa. Allah s.w.t telah ubah keadaan beliau dan keluarkan beliau dari segala masalah. Begitu juga dengan bani Israil dan Nabi Musa a.s. Allah s.w.t telah keluarkan Nabi Musa a.s dan bani Israil dari cengkaman Firaun dan Allah s.w.t binasakan Firaun. Orang Islam doa laknat/keburukan banyak manapun atas musuh, Allah s.w.t tidak akan ubah keadaan, bantuan Allah s.w.t tidak akan datang, musibah tidak akan hilang selagi sabar dan taqwa tidak ada dalam diri.




Orang Islam amalkan agama tetapi masih gagal. 2 sebab kegagalan. Pertama, kerana orang Islam tidak ada keyakinan bahawa kejayaan dalam agama. Kedua, kerana mengganggap setakat beberapa amal yang dia telah lakukan itu adalah agama. Agama adalah himpunan keseluruhan amal. Ibadat adalah satu himpunan hukum-hukum Allah s.w.t. Mentaati segala hukum-hukum tersebut dipanggil ibadat. Maulana Zakaria rah.[5] kata ibadat ada 10 perkara. Solat, puasa, zakat, haji, zikir, tilawah, tijarah, dakwah, ihtimam (ambil berat) akan sunnah dan tunaikan hak-hak jiran. Satu orang yang hendak dapat kejayaan kena amalkan agama yang sempurna dalam kehidupan. Dari segi dunia, bila asbab tidak sempurna maka tidak akan memberikan hasil seperti yang dikehendaki. Sedangkan ianya tidak ada janji Allah s.w.t. Kalau lengkap pun masih tidak ada janji Allah s.w.t.




Adakah dengan agama yang tidak sempurna kita boleh dapat kejayaan? Untuk dapat kejayaan dari Allah s.w.t, pertama kena ada yakin bahawa dengan agama kita akan dapat kejayaan. Kedua, kita kena amalkan agama yang sempurna dalam kehidupan. Oleh itu, usaha dakwah yang kita buat hari ini adalah dakwah kepada agama yang sempurna. ‘Deen yang kamil’, dengan membawa agama yang sempurna dalam kehidupan.




Usaha kita bukan cakap sahaja. Bahkan kita kena tunjukkan, musyahadahkan agama yang sempurna dalam diri kepada manusia. Ini yang berlaku pada sahabat-sahabat. Sahabat pergi ke seluruh dunia, mereka bawa agama yang sempurna secara amali dalam kehidupan mereka. Seorang sahabat sudah cukup untuk hidayat satu negara. Hari ini, banyak jemaah bergerak ke seluruh dunia tetapi masih belum cukup untuk hidayat seluruh dunia. Kenapa? Kita kena bergerak dengan membawa agama yang sempurna dalam diri. Bukan hanya cakap tentang iman, bukan hanya dakwah dengan percakapan, bahkan kita juga kena dakwah dengan amalan. Sahabat-sahabat bergerak dengan membawa agama yang sempurna dalam kehidupan dan jadi asbab hidayat untuk seluruh dunia. Kita kena buat usaha dengan penuh yakin, tarbiyah/taskiah (bersih) untuk diri dan hidayat untuk seluruh alam. Hidayat seluruh alam adalah pasti bila buat usaha yang telah dibuat oleh Nabi s.a.w dan para sahabat. Dengan usaha dakwah, Allah s.w.t akan ubah yakin dan keadaan.




Allah s.w.t telah jelaskan dalam Quran pasal satu kaum yang mana Allah s.w.t telah buat keputusan untuk dibinasakan sebab maksiat yang mereka telah buat. Satu golongan cuba untuk nasihatkan mereka supaya mereka berhenti daripada maksiat. Satu golongan orang-orang soleh yang tidak buat maksiat telah tegur orang yang cuba hendak ubah tadi. Apa faedah yang kamu dapat bila bagi nasihat pada mereka sedangkan Allah s.w.t telah buat keputusan untuk binasakan mereka. Golongan yang buat usaha tadi jawab, pertama, supaya kami tunaikan tanggungjawab kami pada Allah. Kedua, moga-moga mereka akan bertaqwa dan tinggalkan maksiat tersebut. Kaum yang Allah telah buat keputusan pun diharap mereka boleh berubah apabila mereka didakwahkan. Kita kena yakin dengan perantaraan dakwah Allah akan ubah yakin dan ubah keadaan. Kaum yang telah diberi peringatan, mereka masih dalam maksiat, Kami telah selamatkan mereka-mereka yang telah beri peringatan tadi.




Satu orang yang buat dakwah dengan yakin, pasti dia akan selamat dari azab Allah. Kalau tidak, bila Allah s.w.t turunkan azab, semua akan kena, orang soleh yang tidak buat maksiat pun akan ditimpa azab. Hanya mereka yang telah berusaha bersungguh-sungguh dengan sedaya upaya mereka untuk ubah keadaan tadi, mereka akan diselamatkan oleh Allah s.w.t. dalam hadith, ibarat macam dalam kapal. Satu orang tebok lubang. Yang akan binasa/lemas, bukan orang yang tebok sahaja, bahkan seluruh penghuni kapal akan tenggelam. Ahli ibadat, ahli zikir, orang soleh, orang maksiat, semua sekali akan tenggelam bersama dengan orang yang tebok kapal tadi. Kecuali orang yang larang. Orang yang telah berusaha untuk menegah daripada tebok lubang.




Masalah di depan kita bukan hanya masalah diri kita sahaja. Masalah hari ini adalah masalah seluruh alam, seluruh manusia. Kita dipertanggungjawabkan untuk seluruh manusia di seluruh dunia. Allah s.w.t akan ambil kerja dari mereka yang dalam hati dia ada fikir bagaimana agama yang sempurna dapat datang dalam diri saya dan diri seluruh umat di seluruh alam. Bagaimana agama dapat diamalkan 100% di seluruh dunia. Ini tanggungjawab kita. Satu orang yang buat maksiat, kalau kita tidak usaha atas dia, maka dia akan jadi asbab turunnya azab Allah dan semua akan binasa.




Kita kena yakin dengan usaha Nabi s.a.w yang akan dapat hidayat dari Allah s.w.t. Nabi s.a.w berada di jalan yang lurus dan Nabi s.a.w bawa manusia ke jalan yang lurus. Satu orang yang berada di jalan yang lurus maka dia akan dapat Allah. Satu orang sahabat telah dakwah kaum dia dari pagi hingga petang, seluruh kaum dia telah masuk Islam. Bila orang kafir didakwahkan dan kesannya ialah masuk Islam, apatah lagi orang Islam sendiri yang didakwahkan kepada Islam. Baginda s.a.w telah jadikan setiap orang sahabat sebagai da’i. Jin-jin juga telah beriman kepada nabi s.a.w dan mereka juga dijadikan da’i. Allah s.w.t telah utuskan Nabi s.a.w untuk manusia dan jin. Satu kumpulan jin telah dengar bacaan Quran Nabi s.a.w. Mereka telah beriman pada Nabi s.a.w dan kembali kepada kaum mereka dan dakwah kaum mereka masuk Islam. ‘Sahutlah seruan nabi yang telah dihantar oleh Allah s.w.t’. Jin-jin juga telah buat kerja dakwah.




Setiap sahabat adalah da’i, tidak kira dari golongan mana, kabilah mana, kulit putih, kulit hitam, negara mana, tidak kira siapa sahaja tanpa pengecualian, setiap orang adalah da’i. Secara ummumi setiap orang terlibat dalam dakwah. Kerja dakwah bukan untuk orang tertentu sahaja. Kerja dakwah adalah kerja setiap umat nabi s.a.w. Setiap orang yang beriman kepada Nabi s.a.w bertanggungjawab untuk buat kerja dakwah. Inilah kerja umat nabi s.a.w. Setiap lapisan umat perlu dibangunkan atas kerja dakwah. Bila tidak ada ummumiat dalam usaha dakwah, telah menjadi sebab utama terjadi kemurtadan dalam umat ini.




Bila usaha dakwah dibuat secara ummumiat maka pintu untuk orang masuk Islam akan terbuka luas dan pintu untuk orang Islam keluar dari Islam akan tertutup rapat. Bila kerja dakwah tidak dibuat, pintu untuk orang masuk Islam telah ditutup dan pintu untuk orang Islam keluar dari Islam telah dibuka. Maulana pesan baca kitab hayatus sahabah. Jadikan kitab ini sentiasa kita mentelaah khususnya untuk orang yang buat usaha ini. Apakah bentuk/cara usaha yang sahabat-sahabat telah buat dan umat nabi kena ikut. Bila baca kitab hayatus sahabah akan terbentuk mizaj seorang da’i. Fikir, sifat, tabiat sebagai seorang da’i.




Dalam hayatus sahabah ada satu kisah bagaimana Ikrimah bin Abu Jahal. Ikrimah ialah anak kepada Abu Jahal. Abu Jahal musuh Islam yang besar. Anaknya telah masuk Islam dan menjadi pejuang Islam dan telah korbankan nyawa untuk Islam. Macam mana perkara ini boleh berlaku? Bila Nabi s.a.w dapat tawan kota Mekah, Ikrimah telah lari keluar dari Mekah. Dia telah naik sampan menuju ke arah Yaman. Ditengah laut, datang ribut taufan. Sampan hendak tenggelam. Dia kata pada pembawa sampan, apakah cara untuk selamat? Pembawa sampan tadi tidak tanya kamu pandai berenang atau tidak. Dia kata kalau nak selamat kamu kena ucap kalimah ikhlas. Dakwah telah jadi ummumiat di zaman nabi s.a.w. Pembawa sampan pun buat dakwah. Dalam keadaan genting macam itu pun dia buat dakwah. Ikrimah tanya apa itu kalimah ikhlas? Dia jawab, lailahaillallah. Ikrimah kata kerana hendak lari dari kalimah itulah aku datang sini. Aku hendak lari ke Yaman sebab aku hendak lari dari Nabi s.a.w. Ditepi pantai, isteri dia bagi isyarat supaya dia balik. Kisah yang panjang, akhirnya Ikrimah telah masuk Islam. Bila dakwah telah dijalankan secara umum, orang yang hendak lari dari Islam, jalan telah ditutup, dia terpaksa masuk Islam. Hari ini dakwah tidak dijalankan secara umum. Kita anggap kerja dakwah ini kerja golongan orang tertentu sahaja. Bila hilang ummumiat dalam usaha dakwah, pintu kemurtadan telah terbuka luas. Kita kena usahakan setiap umat atas kerja dakwah.




Kita mengganggap usaha yang dibuat sekarang ini berlainan dengan usaha yang dibuat oleh sahabat. Maulana Yusuf rah. berkali-kali kata inilah usaha yang sahabat telah buat. Usaha yang sama, kerja yang sama. Selagi kita tidak yakin ini adalah usaha yang telah dibuat oleh sahabat-sahabat, selagi itulah Allah s.w.t tidak akan datangkan kesan sebagaimana kesan yang Allah s.w.t telah datangkan pada sahabat. Bantuan, ganjaran, nusrah[6], pahala, fadhilat, kelebihan yang sahabat dapat, kita tidak akan dapat selagi mana kita anggap usaha yang kita buat tidak sama sebagaimana usaha yang sahabat telah buat. Kita kena letakkan kelebihan/ganjaran yang Allah s.w.t telah janji di depan kita. Maulana kata kita kena selalu baca kitab hayatus sahabah. Kita buat usaha dengan yakin pada janji-janji tersebut. Kalau tidak, usaha yang kita buat akan jadi macam satu gerakan, satu persatuan sahaja yang tidak datangkan perubahan pada umat, tidak akan datangkan apa-apa kesan. Kita kena buat usaha dengan penuh yakin. Inilah kerja yang telah dibuat oleh para sahabat r.a. Segala bantuan yang sahabat dapat, kita pun akan dapat bila kita buat usaha ini.




Matlamat usaha ini bukan untuk bawa umat kepada amal infradi, ibadat tetapi untuk bawa umat kepada kerja Nabi s.a.w. Satu pagi atau satu petang di jalan Allah s.w.t lebih baik daripada dunia dan seisinya. Satu pagi di jalan Allah s.w.t, akan mendahului selama 500 tahun. Bila-bila masa sahaja, bila Nabi s.a.w nampak sahabat bagi tumpuan pada amal infradi yang menyebabkan dia menangguh untuk keluar di jalan Allah, Nabi s.a.w akan terus menerangkan pada sahabat tentang kelebihan keluar di jalan Allah s.w.t yang mengatasi amal infradi. Abdullah Rahawa r.a telah diputuskan untuk keluar di jalan Allah bersama dengan jemaah. Jemaah telah keluar awal pagi, dia telah tangguh keluar kerana hendak kelebihan solat Jumaat di belakang Nabi s.a.w. Dia fikir dia ada kuda yang pantas dan boleh kejar jemaah. Selepas solat Jumaat, Nabi s.a.w dapati Abdullah Rahawa r.a masih ada. Nabi s.a.w panggil dia. ‘Kenapa tidak keluar lagi?’ Abdullah Rahawa r.a tangguh keluar di jalan Allah bukan sebab kerja dunia. Dia lewat keluar di jalan Allah sebab agama, sebab hendak solat Jumaat dibelakang Nabi s.a.w. Nabi s.a.w tanya, ‘berapa lama kamu lewat?’ Dia jawab, ‘satu pagi’. Nabi s.a.w kata, ‘kamu tahu tak banyak mana mereka telah mendahului kamu?’ Dari segi masa, mereka telah mendahului kamu selama 500 tahun dan dari segi jarak, mereka telah mendahului kamu sejauh maghrib dan masyrik (timur dan barat).




Maulana tidak faham, hari ini bila kita dengar hadith kelebihan keluar di jalan Allah, kita anggap kelebihan ini untuk satu perkara yang khusus, berperang. Berperang bukan maksud kerana tidak ada mana-mana nabi diutuskan oleh Allah s.w.t untuk binasakan manusia. Nabi-nabi dihantar oleh Allah s.w.t untuk jadi asbab hidayat. Nabi pesan, dakwah dahulu selama 3 hari, bila mereka masuk Islam itu lebih baik untuk kamu dari unta-unta merah. Bila satu orang masuk Islam, sahabat akan takbir dengan kuat sekali mengatasi kegembiraan mereka dapat menawan satu negara. Maksud berjihad bukan untuk berperang tetapi atas maksud kerja dakwah untuk mengajak manusia pada Allah s.w.t.




Hari ini orang anggap kerja dakwah ini adalah salah satu daripada amal-amal baik. Pemahaman ini Nabi s.a.w telah hapuskan. Nabi s.a.w kata pada Abdullah Rahawa r.a, kalau kamu infakkan harta seluruh dunia pun kamu tidak dapat mengejar mereka. Kerja dakwah ini mengatasi segala kerja-kerja amal yang lain. Kita kena ada yakin bahawa kita akan dapat ganjaran dan kelebihan yang sama sebagaimana sahabat-sahabat telah dapat. Kalau tidak ada yakin, kita tidak akan dapat kesan yang sama.




Tuan-tuan fikir, apa yang tuan-tuan patut buat, bangun dan bagi nama untuk keluar dijalan Allah, 4 bulan dan untuk ulamak 1 tahun.

Nota kaki;




[1] bersendirian

[2] berjemaah (beramai-ramai)

[3] Maulana Muhammad Ilyas lahir pada tahun 1303 H bersamaan dengan 1886 Masehi di desa Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Uttar Pradesh, India. Ayahnya bernama Maulana Ismail manakala ibunya bernama Shafiyah Al-Hafidzah. Keluarga beliau terkenal sebagai gudang ilmu agama dan memiliki sifat wara’. Adik-beradiknya yang lain ialah Maulana Muhammad dan Maulana Muhammad Yahya. Maulana Muhammad Ilyas adalah anak ketiga dari tiga bersaudara ini. Maulana Muhammad Ilyas pada peringkat awak belajar agama pada abangnya Maulana Muhammad Yahya. Abangnya merupakan seorang guru agama madrasah di kota kelahirannya. Ayahandanya, Maulana Muhammad Ismail adalah seorang ulama besar yang suka menjalani hidup dengan ber’uzhlah, berkhalwat dan beribadah, membaca Al-Qur’an dan melayani para musafir yang datang dan pergi serta mengajarkan Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama. Beliau selalu mengamalkan do’a ma’tsur dari hadith untuk waktu dan keadaan yang berlainan. Beliau sangat menyukai kedamaian dan keselamatan serta bergaul dengan manusia dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Beliau menjadi tumpuan dan diberi kepercayaan oleh para ulama untuk membimbing dan menyatukan kaum muslimin jika berlaku perselisihan di antara mereka. Ibunda Maulana Muhammad Ilyas iaitu Shafiyah Al-Hafidzah adalah seoarang Hafidzah Al-Qur’an. Diriwayatkan bahawa beliau selalu mengkhatamkan Al-Qur’an bahkan sambil bekerjapun mulutnya senantiasa bergerak membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang telahpun ia hafal. Maulana Muhammad Ilyas turut menghafal Al-Qur’an kerana telah menjadi kebiasaan bagi ahli keluarga Maulana Muhammad Ismail menghafadz Al-Qur’an. Sehingga diriwayatkan bahawa dalam solat berjama’ah, separuh saf bahagian hadapan, semuanya terdiri dari para hafidz belaka. Sejak kecil telah tampak ruh dan semangat agama dalam diri Maulana Muhammad Ilyas. Beliau sentiasa menyatakan kerisauan terhadap umat, agama dan dakwah. ‘Allamah Asy-Syaikh Mahmud Hasan yang dikenal sebagai Syaikhul Hind (guru besar ilmu hadith di madrasah Darul ‘Ulum Deoband) mengatakan, “Sesungguhnya apabila aku melihat Maulana Ilyas, aku teringat akan kisah perjuangan para sahabat”. Pada suatu ketika, abangnya Maulana Muhammad Yahya pergi belajar kepada seorang ‘alim besar,Syeikh Rasyid Ahmad Al-Gangohi, di desa Gangoh, kawasan Saranpur, Utar Pradesh, India. Dengan bimbingan Syeikh Rasyid, Maulana Muhammad Yahya belajar membersihkan diri dan menyerap ilmu yang didalaminya. Hal ini mula membuatkan Maulana Muhammad Ilyas tertarik untuk belajar dengan Syeikh Rasyid. Akhirnya Maulana Ilyas memutuskan untuk menyertai abangnya belajar agama di Gangoh. Akan tetapi selama tinggal dan belajar di sana, Maulana Ilyas selalu menderita sakit. Sakit ini ditanggungnya selama bertahun-tahun lamanya. Tabib Ustadz Mahmud Ahmad yakni putera Syaikh Gangohi sendiri telah merawat beliau.Sakit yang dideritanya menyebabkan kegiatan belajarnya menurun, akan tetapi beliau tidak berputus asa. Ramai yang menyarankan agar beliau berhenti belajar untuk sementara waktu tetapi beliau menjawab, “apa gunanya aku hidup jika dalam kebodohan”.

Dengan izin Allah SWT, Maulana berjaya menyelesaikan pelajaran Hadith Syarif, Jami’at Tirmidzi dan Shahih Bukhari dan dalam jangka masa empat bulan beliau berhasil menyelesaikan Kutubus Sittah. Tubuhnya yang kurus dan sering sakit-sakit tidak langsung melemahkan semangat beliau sebaliknya semakin membuatkan beliau bersemangat dalam menuntut ilmu bahkan kerisauannya juga bertambah besar terhadap keadaan umat yang jauh dari Syari’at Islam. Ketika Syeikh Gangohi wafat pada tahun 1323 H, beliau baru berumur dua puluh lima tahun. Kewafatan Syeikh Gangohi benar-benar amat dirasainya. Peristiwa ini menjadikan dirinya semakin taat beribadah pada Allah. Beliau menjadi pendiam dan hanya mengerjakan ibadah, dzikir, dan banyak mengerjakan amal-amal infiradi.Maulana Muhammad Ilyas kemudiannya berkenalan dengan Syeikh Khalid Ahmad As-Sharanpuri penulis kitab Bajhul Majhud Fi Hilli Alfazhi Abi Dawud dan akhirnya beliau berguru kepadanya. Semakin bertambah ilmu yang dimiliki membuatkan beliau semakin tawaddu'. Ketawaddu'an beliau di usia mudanya menyebabkan beliau dihormati di kalangan para Ulama dan Masyaikh. Maulana Muhammad Yahya, abang kandung beliau sendiri tidak pernah memperlakukan seperti anak kecil, bahkan sangat menghormati beliau. Pada suatu ketika di Kandahlah, diadakan satu pertemuan yang dihadiri oleh ulama-ulama besar, di antaranya terdapat nama Syeikh Abdurrahman Ar-Raipuri, Syeikh Khalil Ahmad As-Sharanpuri dan Syeikh Asyraf Ali At-Tanwi. Ketika masuk waktu solat Asar, mereka meminta Maulana Ilyas untuk mengimami solat tersebut. Ustadz Badrul Hasan salah seorang di antara keluarga besar tersebut berkata, “alangkah panjang dan beratnya kereta api ini tetap alangkah ringan lokomotifnya”, kemudian salah seorang diantara hadirin menjawab,” tetapi lokomotif yang kuat itu justeru kerana ringannya”. Setelah abangnya Maulana Muhammad Yahya wafat pada 9 Ogos 1925, Maulana Muhammad Ilyas berasa kehilangan yang amat sangat. Dua tahun setelah itu, menyusul pula abangnya yang paling tua, Maulana Muhammad. Beliau meninggal di Masjid Nawab Wali, Qassab Pura dan dimakamkan di Nizamuddin. Kematian Maulana Muhammad ini mendapat perhatian dari masyarakat sekitarnya. Beribu orang menziarahi jenazahnya. Setelah dimakam, orang ramai meminta Maulana Ilyas untuk menggantikan abangnya di Nizamuddin padahal pada waktu itu beliau menjadi salah seorang pengajar di Madrasah Mazhahirul ‘Ulum. Masyarakat memujuk beliau bahkan menjanjikan dana bulanan kepada madrasah yang bakal dibangunkannya kembali. Pada akhirnya, setelah mendapat izin dari Maulana Khalil Ahmad dengan pertimbangan jika tinggalnya di Nizamuddin akan membawa manfaat maka Maulana Ilyas pun diberi izin untuk berhenti mengajar. Beliau akhirnya pergi ke Nizamuddin, ke madrasah warisan ayahnya yang kosong akibat lama tidak dihuni. Dengan semangat mengajar yang tinggi beliau akhirnya membuka kembali madrasah tersebut. Karena semangat yang tinggi untuk memajukan agama, beliaupun mendirikan sebuah maktab di Mewat. Namun disebabkan latar belakang penduduk disitu yang rata-ratanya petani, maka masyarakatnya lebih menyukai anak-anak mereka pergi ke kebun atau ke sawah daripada ke Madrasah atau Maktab untuk belajar agama, membaca atau menulis. Bagi mengatasi masalah itu, Maulana Ilyas meminta orang Mewat menghantarkan anak-anak mereka untuk datang belajar dengan pembiayaan ditanggung oleh Maulana sendiri. Melihat keadaan Mewat yang sangat jahil itu semakin menambah kerisauan beliau akan keadaan umat Islam terutama masyarakat Mewat itu sendiri. Kunjungan-kunjungan diadakan bahkan madrasah-madrasah juga banyak didirikan tetapi ia tetap belum membuka kejahilan masyarakat Mewat. Dengan izin Allah timbullah keinginannya untuk mengirimkan jama’ah dakwah ke Mewat. Pada tahun 1351 H/1931 M, Maulana Muhammad Ilyas menunaikan haji yang ketiga ke tanah suci Makkah. Pada masa yang sama, beliau menemui tokoh-tokoh India yang ada di tanah Arab untuk berbincang tentang usaha dakwah dan adalah menjadi harapan beliau agar usaha ini dapat terus dijalankan di tanah Arab. Keinginannya yang besar menyebabkan beliau pergi menemui Sultan Ibnu Sa’ud yang menjadi raja tanah Arab bagi mengenalkan usaha mulia yang dibawanya. Selama beliau berada di tanah Makkah, Jama’ah bergerak setiap hari bermula dari pagi sampai ke petang. Usaha dakwah dilakukan untuk mengajak orang taat kepada perintah Allah dan menegakkan kerja-kerja dakwah. Setelah pulang dari haji tersebut, Maulana mengadakan dua kunjungan ke Mewat, masing-masing disertai Jama’ah dengan jumlah yang cukup besar, paling sedikit seratus orang. Kunjungan pertama dilakukan selama satu bulan dan kunjungan kedua dilakukan hanya beberapa hari saja. Dalam kunjungan tersebut beliau membentuk jama’ah-jama’ah yang dikirim ke kampung-kampung untuk berjaulah (berkeliling dari rumah ke rumah) bagi menyampaikan pentingnya agama. Beliau amat yakin bahawa kebodohan, kelalaian serta hilangnya semangat agama dan jiwa keislaman itulah yang menjadi sumber kerosakan masyarakat selama ini. Adapun satu-satu jalan untuk memperbaiki kerosakan itu adalah dengan mengajak orang-orang Mewat agar keluar dari kampung halamannya untuk memperbaiki diri dan belajar agama, serta menerap amalan-amalan yang baik sehingga tumbuh kesedarannya untuk mencintai agama lebih daripada dunia dan mementingkan amal dari mal (harta).

Dari Mewat inilah secara beransur-ansur usaha tabligh meluas hinggalah ke Delhi, Punjab, Khurja, Aligarh, Agra, Bulandshar, Meerut, Panipat, Sonepat, Karnal, Rohtak dan daerah lainnya. Perkembangan jama’ah ini semakin hari semakin berkembang. Gerakan jama’ah tidak hanya tersebar di India tetapi sedikit demi sedikit mula menyebar ke negara lain. Hanya kekuasaan Allah yang dapat memakmurkan dan membesarkan usaha ini. Kerisauan akan keadaan umat semakin bertambah, jama’ah-jama’ah banyak dibentuk dan dikirim ke pelosok jazirah. Sehingga dengan izin Allah usaha ini pun semakin meluas. Maulana Muhammad Ilyas dengan gigih terus memberi dorongan dan arahan ilmu dan pemikirannya untuk menjalankan usaha dakwah ini agar sampai ke seluruh alam. Dalam keadaan dirinya yang semakin dimamah usia, Maulana terus bersemangat hingga tubuhnya yang kurus tidak mampu lagi untuk digerakkan ketika beliau menderita sakit. Pada hari terakhir dalam sejarah hidupnya Maulana mengirim utusan kepada Syaikhul Hadith Maulana Zakariya, Maulana Abdul Qodir Raipuri, dan Maulana Zafar Ahmad, bahawa beliau akan mengamanahkan kepercayaan sebagai amir jama’ah kepada sahabat-sahabatnya seperti Hafidz Maqbul Hasan, Qozi Dawud, Mulvi Ihtisamul Hasan, Mulvi Muhammad Yusuf, Mulvi Inamul Hasan dan Mulvi Sayyid Raza Hasan. Pada saat itu terpilihlah Mulvi Muhammad Yusuf sebagai pengganti Maulana Muhammad Ilyas dalam memimpin usaha dakwah dan tabligh. Pada sekitar bulan Julai 1944, beliau mengalami sakit yang berat. Tubuhnya hanya mampu berbaring di tempat tidur dengan ditemani para pembantu dan muridnya. Keadaan tubuhnya yang sangat lemah itu merupakan bukti nyata betapa beliau bersungguh-sungguh menghabiskan waktu berdakwah Khuruj Fi Sabilillah mengembara dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan Jama’ah untuk mendakwahkan kebesaran Allah dan kalimat Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Pada tanggal 13 Julai 1944, Maulana telah bersiap-siap untuk menempuh perjalanannya yang terakhir. Beliau bertanya kepada salah seorang yang hadir, “apakah besok hari Khamis?” Semua yang berada di sekelilingnya menjawab,”benar”. Kemudian beliau berkata lagi, “periksalah pakaianku, apakah ada najisnya atau tidak”, Semua yang berada disekelilingnya berkata bahwa pakaian yang dikenakannya masih dalam keadaan suci. Kemudian beliau turun dari perbaringannya, berwuduk dan mengerjakan solat Isya’ dengan berjama’ah. Beliau berpesan kepada orang-orang agar memperbanyak dzikir dan do’a pada malam itu. Beliau berkata,”yang ada di sekelilingku ini pada hari ini hendaklah menjadi orang-orang yang dapat membezakan antara perbuatan syaitan dan perbuatan malaikat Allah”. Pada tengah malamnya,beliau pengsan. Doktor segera dipanggil dan ubat pun segera diberikan.Kata-kata Allahu Akbar terus keluar dari mulutnya ketika malam sehinggalah menjelang pagi. Beliau mencari putera-puteranyanya Maulana Muhammad Yusuf dan Maulana Ikromul Hasan. Ketika dipertemukan dengan putera-puteranya beliau berkata,” Kemarilah kalian, aku ingin memeluk, tidak ada lagi waktu setelah ini, sesungguhnya aku akan pergi”. Akhirnya Maulana menghembuskan nafas terakhirnya, beliau pulang ke rahmatullah sebelum adzan Shubuh.

[4] Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi lahir pada 25 Jumada Awwal, 1335 H, bersamaan dengan 20 Mac 1917 di Kandahlah, India. Bapanya ialah Maulana Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi yang memainkan peranan penting dalam menghapus semua penyimpangan dan kejahilan masyarakat dan kembali kepada agama Islam yang murni.

Silsilah keturunan dari jalur Ayahandanya:

Maulana Muhammad Yusuf bin Maulana Muhammad Ilyas bin Maulana Muhammad Ismail bin Syaikh Ghulam Hussein bin Hakim Karim Baksh bin Hakim Ghulam Mohiuddin bin Maulana Muhammad Sajid bin Maulana Muhammad Faiz bin Maulana Hakim Muhammad Syarif bin Maulana Hakim Muhammad Asyraf bin Syaikh Jamal Muhammad Syah bin Syaikh Nur Muhammad bin Syaikh Bahauddin Syah bin Maulana Syaikh Muhammad bin Syaikh Muhammad Fadhil bin Syaikh Qutb Syah.

Silsilah keturunan dari jalur bondanya:

Ibunya binti Maulvi Rauful Hasan bin Maulana Zia-ul-Hasan bin Maulana Nurul Hasan bin Maulana Abul Hasan bin Mufti Ilahi Baksh bin Maulana Syaikhul Islam bin Hakim Qutbuddin bin Hakim Abdul Qadir bin Maulana Hakim Muhammad Syarif bin Maulana Hakim Muhammad Asyraf bin Syaikh Jamal Muhammad Syah bin Syaikh Nur Muhammad bin Syaikh Bahauddin Syah bin Maulana Syaikh Muhammad bin Syaikh Muhammad Fadhil bin Syaikh Qutb Syah.

Jalur silsilah keturunan ayahanda dan bondanya bertemu pada moyangnya Hakim Muhammad Syarif. Lalu jalur silsilah keluarga keturunan mereka sampai ke Amirul Mukminin Hazrat Abu Bakar Siddiq RA. Kedua-dua keluarga besar ini tinggal di desa Kandalah dan Jinhjana. Mereka terkenal dengan kewarakan, keilmuan dan kesalehan.

[5] Maulana Zakaria Al-Kandahlawi dilahirkan pada 10 Ramadhan 1315H, bertepatan dengan 12 Februari 1898, di sebuah desa bernama Kandalah di wilayah Uttar Pradesh, India. Silsilah keluarga beliau bersambung sampai kepada sahabat besar Nabi, Abu Bakar As-Siddiq r.a. Di peringkat awal, Maulana Zakaria menadah kitab kepada Hakim Abdur Rahman, kemudian menghafal Al-Quran di bawah ayahandanya Maulana Muhammad Yahya, ulama besar yang sangat terkenal di India. Setelah itu, beliau belajar bahasa Parsi dan bahasa Arab kepada bapa saudaranya, Maulana Muhammad Ilyas, pelopor gerakan Tabligh. Pada usia 12 tahun, Maulana Zakaria dibawa oleh ayahandanya ke Madrasah Mazahirul Ulum. Di bawah bimbingan ayahandanya, beliau mempelajari bahasa Arab tingkatan lanjutan, teks-teks klasik, nahwu, saraf dan ilmu mantiq. Ketika usianya memasuki 17 tahun, minat utamanya mula terfokus pada bidang kajian ilmu hadith. Beliau mempelajari 5 dari 6 kutubussittah. Beliau pernah belajar kitab Sahih Bukhari dan Sunan at-Tirmizi kepada Maulana Khalil Ahmad Saharanpuri. Sepanjang mempelajari kitab-kitab tersebut, Maulana Zakaria sangat menjaga wudhuknya. Maulana Zakaria mula mengajar pada tahun 1335H. Pada peringkat awal, beliau mengajar mata pelajaran nahwu, saraf dan sastera. Pada tahun 1341H, beliau mengajar tiga bahagian dari kitab Sahih Bukhari dan pada tahun 1344H, beliau mengajar satu kitab tambahan iaitu kitab Mishkat al-Masabih.

Pada tahun 1345H, beliau berkesempatan mengunjungi tanah suci. Di Madinah beliau tinggal selama 1 tahun dan mengajar kitab Sunan Abi Daud di Madarasah Ulum Shar’iyyah. Di Kota Nabi ini, Maulana mula menulis kitab Awjaz al-Masalik ila Muwatta’ Imam Malik yang merupakan syarah atas kitab Al-Muwatta’ Imam Malik. Pada ketika itu, beliau berumur 29 tahun. Sepulangnya ke India, beliau mengajar kitab Sunan Abi Daud, Sunan al-Nasai, Al-Muwatta dan separuh bahagian dari Sahih Bukhari dimana separuhnya lagi diajar oleh mudir madrasah. Setelah mudir wafat, tugas mengajar Sahih Bukhari ini diberikan seluruhnya kepada Maulana Zakaria. Beliau mengajar sehingga tahun 1388H dan selepas itu beliau tidak mampu lagi mengajar kerana sakit mata yang dideritainya. Kecintaan Maulana Zakaria pada agama, terutama pada kajian ilmu hadith, sangat mendalam. Jangka masa waktu yang dihabiskan beliau untuk belajar dan mengajar hadith adalah selama lebih kurang 60 tahun. Dalam tempoh tersebut, beliau telah menulis lebih dari 80 kitab yang sangat tinggi nilainya dan diakui oleh para ulama di seluruh dunia. Beberapa kitab yang beliau tulis dalam bidang kajian hadith antara lain ; Awjaz al-Masalik ila Muwatta’ Imam Malik (syarah atas kitab Muwatta Imam Malik, terdiri dari 6 jilid), Lami’ al-Dirari ‘ala Jami’ al-Bukhari (syarah atas kitab Sahih Bukhari), Syarah Muslim (syarah Sahih Imam Muslim), Juz’ Hajjat al-Wida’ wa ‘Umrat al-Nabi (Isi Kandungan tentang haji dan umrah yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w.dan turut memuatkan masalah hukum haji, lokasi, dan tempat-tempat yang pernah dilalui atau disinggahi oleh Rasuulllah s.a.w.), Khasa’il Nabawi Sharh Shama’il al-Tirmidhi (syarah dan komentar terhadap kitab al-Shama’il al-Muhammadiyya-nya Imam Tirmidzi yang berisi tentang hadith-hadith yang berkenaan dengan peri kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.) dan beberapa kitab lainnya. Karya beliau yang paling terkenal ialah Fadhail Amal.

[6] nusrah adalah perkataan arab yang memberi maksud kemenangan. Dari segi penggunaan ayat, ia biasanya dimaksudkan dengan bantuan dari ALLAH swt kepada golongan yang beriman dan bertaqwa kepada-NYA.

Copyright © Juni 2010, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa