Welcome to My Page

IMAN DAN AMAL SOLEH

Sabtu, 02 April 2011

Pemuda Bani Tamim, Siapakah Dia ?

Tagged akhir jaman, bani tamim, imam mahdi, pemuda
Suatu kali, Rasulullah SAW bersabda, “Konstantinopel akan jatuh ke atas tangan seorang Amir (ketua) yang baik lagi beragama, tentaranya tidak melampaui batas, tidak mencuri dan rakyatnya tidak penipu dan tidak bergaul bebas (baik)”. (Hadits riwayat Imam Abul Hasan Ahmad bin Jaafar).
Rasulullah SAW menyebut kejatuhan Konstantinopel tersebut secara umum, tanpa menyebut tahun, kurun mana, siapa, kaum mana dan siapa pemimpin tersebut.
Karena yang memberitahu peristiwa tersebut adalah Rasulullah SAW sendiri, maka sejak jaman Nabi SAW masih hidup, banyak di antara sahabat yang sangat bergairah dan berlomba-lomba untuk mewujudkan janji tersebut. Mereka berharap kemenangan tersebut akan terjadi di tangan mereka, di antara sahabat yang mencobanya ialah Abu Ayyub Al Ansari, Ahmad Al Ansari, Hamidullah Al Ansari dan Abu Tsabit Al Hudri. Makam-makam mereka berada di kota yang menjadi benteng kerajaan Romawi tersebut.
Pada saat itu, para sahabat belum berhasil merebut Konstantinopel, namun perjuangan tersebut terus berlangsung dari generasi ke generasi, hingga akhirnya kota tersebut jatuh hanya dalam waktu satu malam di tangan Muhammad Alfateh dari keturunan Bani Utsman, dalam kurun 600 tahun setelah sabda Rasulullah SAW di atas.
Namun demikian, perjuangan dan pengorbanan para sahabat bukanlah sesuatu yang sia-sia, dengan segala keyakinan mereka telah berusaha untuk mewujudkan janji-janji Allah SWT yang diucapkan lewat lisan Rasulullah SAW.
Diantara peristiwa yang akan terjadi di akhir jaman yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW, adalah kemunculan seorang pemuda Bani Tamim beserta jamaahnya yang akan menyiapkan sebuah landasan yang kuat bagi munculnya seorang pemimpin umat di akhir jaman yaitu Imam Mahdi.
Seorang ulama hadits yang banyak mengkaji tentang pemuda ini adalah Imam Suyuti dalam kitabnya Jamiush Shaghir, bahkan karena saking inginnya beliau mewujudkan janji Rasulullah SAW itu, beliau juga berusaha untuk membentuk satu jamaah yang mendekati sifat-sifat pemuda Bani Tamim dan jamaahnya. Namun, seperti dalam peristiwa Konstantinopel, beliau belum ditakdirkan untuk dipilih menjadi pemuda tersebut.
Hadits Rasullah SAW mengenai pemuda ini diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW, sambil memegang tangan Saidina Ali RA, beliau bersabda : “Akan keluar dari sulbi ini seorang pemuda yang memenuhi bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu menyakini demikian itu hendaklah bersama Pemuda Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi.” (Hadis riwayat At Tabrani).


Di antara sifat-sifat yang melekat pada Pemuda Bani Tamim adalah :
* Dia berketurunan Suku Tamim atau Bani Tamim ; Siapa sesungguhnya keturunan Bani Tamim, untuk hal ini terdapat perbedaan ijtihad di kalangan ulama. Di kalangan bangsa Arab ada satu kabilah yang bernama Tamim. Kabilah Tamim ini adalah satu kabilah dari bangsa Quraisy yang mendiami kawasan sekitar kota Makkah. Di antara sahabat yang berasal dari kabilah Tamim ialah sahabat yang paling setia kepada Rasulullah SAW,yaitu Abu Bakar as-Siddiq RA. Ulama lain berpendapat bahwa pemuda Tamim ini adalah berasal dari keturunan Ahlul Bait.
* Keturunannya sudah bercampur dengan bangsa Timur ; Pemuda ini adalah seorang yang keturunan Bani Tamimnya telah bercampur dengan bangsa dari timur, ia lebih dikenal sebagai orang dari bangsa Timurnya daripada suku Tamimnya. Jika orang bertanya kepadanya, “Darimana engkau berasal?” Ia akan menjawab, “Dari Timur.” Jika ditanya pula, “Apa kebangsaanmu?” Pemuda Bani Tamim akan menjawab, “Aku dari bangsa Timur.” Keterangan ini dijelaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir.
* Pemuda itu bernama Syuaib bin Soleh ; Menurut para penafsir nama tersebut bukan nama yang sebenarnya tetapi merujuk kepada suku bangsanya (suku kecil dari suatu bangsa), dia adalah seorang pemuda yang baik dan berasal dari keluarganya yang terkenal berakhlak baik. Dari segi bahasa Arab, kata Syu’bun berarti suku bangsa atau puak dari suatu bangsa. Sedangkan kata Syu’aibun berarti suatu suku kecil dari sebuah kabilah. Kata Bin berasal dari Ibnun artinya anak lelaki, sedangkan kata Soleh berarti orang yang baik, baik namanya, kepribadiannya, akidahnya, keturunannya, agamanya, pemikirannya dan juga akhlaknya.
Di samping itu, menurut Imam Suyuti dalam kitabnya al-Jami’us Soghir, secara lahir ada ciri-ciri khusus yang melekat pada pemuda ini. Ciri-ciri ini adalah merupakan bukti kecintaan pemuda ini untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dalam segala aspeknya :
* Dia berkumis tipis, berjanggut panjang dan berjambang tipis ; Dalam Ihya Ulumuddin oleh Imam al-Ghazali disebutkan bahwa orang-orang wara adalah orang yang berkumis tipis. Janggut juga adalah sunnah Nabi SAW dan sunnah sekalian nabi dan rasul sejak zaman dahulu kecuali Nabi Adam AS, Nabi Adam AS memang sejak asal kejadiannya, tidak mempunyai janggut.
* Dia memakai serban ; Saat ini amalan sunnah seperti serban ini sering diolok-olok dan diabaikan banyak orang.
* Dia memakai jubah dan gamis berwarna hijau dan hitam; Pada saat itu hanya beliau dan jemaahnya sahaja yang memakai jubah. tidak ada pemimpin Islam lain yang menggalakkan jamaahnya untuk memakai jubah sebagai suatu sunnah Nabi SAW dan dengan niat mau membesarkan sunnah Nabi SAW itu.
* Dia senantiasa memakai celak mata ; Celak juga amalan sunat. Setiap orang Islam sama ada lelaki atau perempuan adalah disunatkan memakai celak mata. Ada hadis Nabi SAW yang menyatakan bahawa bercelak itu sunat hukumnya. Para sahabat dahulu suka bercelak, kerana mengikut amalan Nabi SAW. Para ulama dahulu (salaf dan khalaf) yang solihin adalah golongan yang suka memakai celak. Mereka memandang perbuatan memakai celak itu sebagai suatu sunnah yang penting dan besar, terutama dalam mendekatkan diri kepada Khaliq.
* Dia senantiasa memakai tongkat ; Tongkat juga merupakan sunnah Rasulullah SAW, para Khulafaur Rasyidin, para wali dan ulama muktabar zaman dahulu. Sungguh pun badannya masih segar dan boleh berjalan tanpa menggunakan tongkat, beliau memakainya sebagai suatu sunnah Nabi SAW yang perlu dijaga.
* Dia bertubuh serba sederhana ; Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, bentuk tubuhnya tidak besar (gemuk) dan tidak kecil (kurus). Tubuh badannya adalah serba sederhana, sesedap mata memandang.
* Kulitnya tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih ; Dikatakan kulitnya berwarna kuning, bahwa Nabi SAW menjelaskan bahawa Pemuda Bani Tamim itu memang bukan berkulit Arab karena orang Arab biasanya berkulit merah atau putih kemerah-merahan.
* Dia bertutur dengan bahasa Ajam bukan bahasa Arab ; Pemuda ini sehari-harinya bertutur dengan bahasa lokal tempat ia hidup. Namun dia juga tetap bisa bertutur dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih, sesuai dengan pendidikan dan suasana keluarganya yang mendorongnya mampu menguasai bahasa Ajam dan Arab.
Inilah sebagian dari ciri-ciri pemuda Bani Tamim yang dinubuwahkan oleh Rasulullah SAW. Lalu bagaimana kita menyikapinya ? Sebagaimana para sahabat RA, juga sebagaimana Imam Suyuti RA, maka kita seharusnya juga bergegas untuk menyambut dan mencari pemuda yang mempunyai ciri-ciri semacam itu.
Sifat-sifat Pemuda Bani Tamim
Terdapat sifat-sifat khusus yang melekat pada diri pribadi Pemuda Bani Tamim ini :


1. Dia adalah seorang mujaddid yang berperanan menghidupkan dan menyuburkan kembali agama. Kesuburan agama berawal dari iman yakni bagaimana manusia kembali mengenali Allah SWT. Nama Allah SWT itu kembali diagungkan di dalam kehidupan manusia. Hidup kembali berpanduan syariat, akhlak umat kembali mempesona. Pribadi Pemuda Bani Tamim itu sendiri pastilah seorang yang sangat kuat imannya seperti ciri-ciri keimanan orang-orang utama.
2. Pemuda Bani Tamim termasuk pemimpin yang dijanjikan, iaitu seorang mujaddid yang disebut oleh Rasulullah SAW. Setiap pemimpin yang dijanjikan itu maka kemenangannya juga dijanjikan dan segala wasilah lahirah dan maknawiyah juga turut dijanjikan.
Ketaqwaannya amat tinggi, disinilah sebenarnya letak kualitas seorang pemimpin.
3. Sayidina Umar Ibnu Abdul Aziz memiliki anugerah khususiah yaitu menguasai pemerintahan negara (daulah). Maka Pemuda Bani Tamim juga memiliki anugerah khususiah yang memang telah disebut oleh hadis sebagai “panji-panji hitam” (kekuasaan) dan tempatnya berasal disebut “dari sebelah Timur”.
4. Pemuda Bani Tamim ini ‘figurnya’ masih tersembunyi, hanya keterangan dan gambaran mengenai dirinya,sifat-sifat, keperibadian, pengaruh dan kekuasaannya sahaja yang dapat dinukil. Itupun lebih banyak merujuk kepada ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh mujaddid sebelumnya. Kerana setiap mujaddid itu ada persamaan dalam beberapa aspek asas atau pokok. Namun oleh kerana setiap mujaddid itu muncul di zaman yang berbeda, suasana atau situasi yang berbeda, tantangan yang berbeda maka peranannya juga sangat berbeda.
Setiap mujaddid memiliki keperibadian yang istimewa, dengan kelebihan itu dia mampu membawa umat kembali ke jalan Allah SWT dan ciri-ciri ini termasuk yang dimiliki oleh Pemuda Bani Tamim, di antaranya :
1. Jiwa
* Mereka sangat asyik dengan Tuhan sehingga seolah-olah Tuhan itulah kawan sejati mereka. Takut dan rindu kepada Allah SWT itulah yang memenuhi hati mereka, tempat merujuk segala persoalan dan masalah. Mereka memperoleh jawaban melalui ilham yang jatuh ke hati. Dalam segala urusan Allah SWT selalu didahulukan.
* Mereka selalu merasa tersiksa jiwanya dengan pujian karena merasa tidak layak mendapat pujian. Sebaliknya merasa terhibur dengan penghinaan, cercaan dan kutukan, mereka merasa diri mereka memang layak untuk dihina dan dicerca kerana asal manusia memang berasal dari sesuatu yang hina.
* Roh atau jiwa mereka yang berperanan dalam segala urusan, oleh karena senantiasa bergantung kepada Allah SWT maka roh mereka selalu dipelihara. Sehingga segala urusan mereka dikawal oleh Allah SWT. Apa saja yang terlahir adalah kata-kata hati mereka dan bukan dari perahan otak yang difikir-fikirkan.
* Keyakinan mereka sangat kuat sehingga tidak berubah dan bergerak dengan segala bentuk gangguan. Jiwa mereka hanya memperhitungkan untung-rugi disisi Allah SWT, bukan kepentingan diri dan keluarga. Seandainya sesuatu itu merugikan di sisi Allah SWT, maka akan ditolaknya walaupun hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat mereka sayangi.
* Kemauan mereka sangat kuat, hati mereka seperti kepingan besi. Kalau gunung yang menjadi penghalang dalam perjuangannya, maka dia tidak akan mundur kecuali gunung itu akan runtuh dan rata dengan tanah.
* Kesabaran mereka luar biasa, selain sabar dalam menghadapi kegetiran, kesusahan, kesengsaraan, ujian dan cemohan, mereka juga sabar dalam mengharapkan kebaikan ke atas manusia. Seandainya seseorang berbuat sala maka tidak segera dihukum sebaliknya berbagai cara diusahakan untuk mendidik mereka walaupun terkorban harta benda. Kesabaran mendidik manusia ini menepati kesabaran Rasulullah SAW, para penentang mereka pun turut didoakan agar Allah SWT ampunkan.
* Mereka sangat sensitif kepada Allah SWT dan perkara-perkara yang berkaitan denganNya. Tidak ada ajaran Islam dan sunnah Rasulullah SAW yang dipandang remeh walaupun sesuatu itu hanya sekadar kedudukannya hanya sunat atau makruh. Persoalan duniawi biar bagaimanapun besar, mahal dan berharga, tetap dipandang remeh sekiranya terpisah atau terputus dari persoalan agama Allah SWT.
2. Pikiran mereka merupakan pancaran ilham yang datangnya dari Allah SWT.
* Pikiran mereka tidak pernah kering dan idenya bahkan selalu mengalir lancar, pikirannya datang dalam bentuk yang tersusun, lengkap dan jelas. Setiap lafaz dan ayat mengandungi pengertian yang cukup jelas. Adakalanya satu perkataan saja mempunyai pengertian yang luas.
* Pikiran yang keluar itu sangat sesuai dengan persoalan yang terjadi pada zaman mereka. Memperjelas, menjawab dan menyelesaikan segala persoalan di zaman mereka.
* Mengikuti pikiran mereka berarti dapat memahami syariat dan sekaligus dapat membina ketaqwaan. Pikiran mereka sangat tajam dan dapat melahirkan rasa berTuhan kepada umat dan dapat memberi kepahaman yang jelas bagi perkara yang perlukan kepahaman.
* Pikiran mereka bertentangan dan memadamkan segala kebatilan.
* Pikiran yang diperoleh dan disalurkan ke tengah masyarakat adalah bantuan dari Allah SWT yang dapat berupa ilham, laduni, hatif atau firasat. Ada di antara mereka yang memperolehi kesemuanya sekaligus.
3. Setiap mujaddid juga adalah mujahid (pejuang) yang berperan menegakkan agama Allah SWT
* Perjuangan menegakkan agama Allah SWT merupakan darah daging, semangat dan hidup mati para mujaddid. Tidak pernah luntur darah perjuangan seorang mujaddid. Kegembiraan, hiburan, perhatian, penumpuannya, kerja-kerjanya, pertimbangan, perhitungan dan keputusannya adalah untuk perjuangan.
* Kepintaran dalam berstrategi memang luar biasa. Strategi mereka berlapis-lapis dan sukar dikesan. Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz duduk berfikir selama tiga hari dapat membuahkan jalan penyelesaian untuk umat bagi jangka masa 30 tahun selepas itu.
* Ujian sering dilalui silih berganti sepanjang perjuangan. Ujian perjuangan itu untuk membina kematangan dan kemantapan pendokong-pendokong mereka. Apabila para pendokong mereka memenuhi syarat-syarat, maka saat Allah SWT datangkan pertolongan sangat hampir.
4. Akhlak
* Akhlak mereka terhadap Allah SWT sangat kentara dan menonjol yaitu selalu bersyukur terhadp nikmat, sabar dengan ujian, ridlo dengan musibah, bertaubat terhadap dosa serta tawadhuk di saat kemenangan.
* Ibadahnya sangat diperhalus, sopan dan sangat beradab. Hati mereka sering gundah merasakan sering merasa tak beradab dalam menyembah Allah SWT. Kalau tidak kerana tanggungjawab nescaya mereka tidak menemui masyarakat kerana asyik memikirkan diri.
* Akhlak mereka pada manusia sangat mempesona. Tutur kata mereka seperti siraman air dingin yang menyegarkan hati. Perbuatan dan tingkah lakunya menjadi pendorong untuk ditiru.
* Keseluruhan peribadinya dapatlah dibuat kesimpulan adalah bayangan pribadi Rasulullah SAW yang telah banyak menawan hati musuh sehingga mentauhidkan Allah SWT. Kerana pribadi Rasul itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Para Rasul itu memakai sifat-sifat keTuhanan kecuali sifat sombong. Melihat pribadi mereka akan terbongkar fitrah rasa berTuhan. Inilah yang dikatakan role-model yang merupakan photocopy pribadi Rasulullah yang lahir setiap 100 tahun atau setiap awal kurun Hijrah.
5. Pengorbanan
* Diri dan harta benda mereka adalah milik Allah SWT. Oleh karena mereka adalah ‘orang-orang Allah’ maka seluruhnya dikorbankan untuk Allah SWT dan tidak sedikit pun bimbang dengan pengorbanan yang habis-habisan karena mereka yakin Allah SWT tetap mencukupkan keperluan hidupnya. Allah SWT Maha Kaya, maka mereka merasa kaya dengan ‘memiliki’ Allah SWT.
* Harta bendanya singgah di tangan dan tidak melekat di hati. Dengan demikian semuanya mudah meluncur dari tangan mereka. Rumah biar bagaimanapun besar dan kelihatan mewah, namun mereka sendiri merasai seperti menumpang karena harus berbagi dengan umat dalam membesarkan asama Allah SWT dan agamanya.
6. Al-Mansur-Senantiasa ditolong
* Semua mujaddid selalu dibantu oleh Allah SWT sesuai dengan keperluan jaman dan situasi.
* Al-Mansur ini adalah gelar yang khusus yang diberikan kepada Pemuda Bani Tamim. Pemuda ini sangat dibantu, ditolong, dibela dan dipelihara oleh Allah SWT. Siapa yang membantu dan menolongnya maka mereka pula akan dibantu, dan siapa yang menghinanya maka Allah SWT akan mendatangkan kehinaan ke atas dirinya, dipahami atau tidak, sadar atau tidak.
7. Ruhbanu Billail Wa Fursanu Finnahar-Rahib; Rahib di waktu malam, penunggang kuda di waktu siang.
* Khususnya kepada pengikut setia Pemuda Bani Tamim mereka itu disifatkan sangat rajin bekerja, tangkas,cergas dan bersungguh-sungguh walaupun tanpa mengharapkan ganjaran, sementara di waktu malam mereka itu seperti rahib yang sangat kuat beribadah.
* Seandainya dilihat pada sejarah para sahabat, salafussoleh dan khususnya mujaddid, ini sifat utama yang mereka miliki. Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz hampir setiap malam menangis, merintih kepada Allah SWT. Salehuddin Al Ayubi meninggalkan tenteranya yang tidak bangun malam dari menyertai pertempuran. Muhammad Al-Fateh yang diasuh oleh gurunya Shamsudin Al-Wali tidak pernah meninggalkan sembahyang tahajud semenjak umur baligh. Dan itulah pula syarat Muhammad Al-Fateh kepada tenteranya.
8. Tabligh
* Setiap mujaddid adalah merupakan pemimpin bersifat Rasul iaitu sifat kehambaannya sangat menonjol dan sifat kekhalifahannya sangat menonjol. Subur agama di zaman mujaddid karena mereka selalu menyampaikan kebenaran kepada manusia. Tidak ada yang disembunyikan dari setiap mujaddid, mereka sangat takut dan bimbang terhadap sesuatu kebenaran yang tidak disampaikan.
* Bukan sekedar bimbang kalau-kalau kebenaran itu tidak disampaikan tetapi pandai pula menghidangkan kebenaran itu sehingga mudah dipahami dan mudah pula diamalkan. Manusia bukan saja tertarik dengan apa yang disampaikan malah sangat mudah terdorong untuk mengamalkannya. Hati manusia mudah lunak dan jinak kepada Allah SWT dan syariat. Lantaran itulah di zaman adanya mujaddid, Islam itu subur di kalangan umat. Kepada Pemuda Bani Tamim diberi karomah besar yaitu sangat membawa hati manusia kepada mengenal Allah SWT, membesarkanNya, mengagungkanNya, taat dan beribadah kepadaNya.
* Bukan sekedar kebenaran itu disampaikan keluar dari hati dan lidah mereka malah kemauan mereka ialah agar semua manusia mendapat peluang untuk menerima Islam. Artinya Islam itu tersebar luas kepada semua manusia di mana saja.
* Oleh karena Pemuda Bani Tamim berada di jaman teknologi canggih, maka segala kecanggihan teknologi itu juga digunakan sepenuhnya untuk menyampaikan pesan kebenaran.
9. Kasih Sayang
* Khusus kepada Pemuda Bami Tamim, dia menjadikan pengikut setianya atau ikhwan itu sebagai anaknya sendiri sehingga ikhwan itu pula sesama mereka itu seperti satu bapa dan satu ibu.
* Mujadid itu bersikap seperti bapa yang senantiasa memberi kasih sayang dan melindungi.
* Adanya sifat dan sikap seperti seorang ibu yang senantiasa mengasihi, membelai dan tempat mengadu dan bermanja-manja.
* Adanya sifat seperti guru yang senantiasa mendidik, memberikan petunjuk, memberi kepahaman, menegur untuk memperbaiki kesalahan.
* Adanya sifat dan sikap sahabat yang senantiasa setia, bersama dalam susah dan senang, sedia membantu dan sangat membela.
10. Penerimaan masyarakat.
* Pertarungan antara iman dan nafsu, haq dan batil, keadilan dan kezaliman senantiasa berlaku di sepanjang jaman. Penguasaan antara keduanya di atas muka bumi ini sering silih berganti.
* Di antara dua golongan ini tetap ada pemimpin yang menjadi pelopor. Artinya ada tokoh yang adil dan tokoh yang zalim di pihak yang batil.
* Penzalim tidak akan kalah kecuali di tangan tokoh kebenaran yang benar-benar soleh. Apalagi kalau kebatilan itu berada di tangan super zalim maka untuk mengalahkannya harus ada di pihak yang haq itu tokoh yang super soleh.
* Kepada mujaddid Pemuda Bani Tamim ini terjadi satu pemisahan yang sangat kentara ketika munculnya, yaitu orang yang amat cinta dan orang yang amat membenci sehingga kedua pihak ini hilang rasional masing-masing.


Lalu siapakah sebenarnya sosok Pemuda Bani Tamim ini ? Tugas kita lah untuk mencari dan menemukannya, setelah itu mengikutinya dengan sepenuh hati ! Wallahu a’lam
Copyright © Juni 2010, Allah Kuasa Makhluk Tak Kuasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar